1 Tak Asing

11.1K 717 40
                                    

1 Tak Asing

Drake menatap wanita di hadapannya dengan tajam. Ia tidak mau berbasa-basi selain mengambil dan membawa putranya pulang.

"Anda ayahnya Cliv?" Lily tersenyum ramah walau sebenarnya sedikit takut. Pria di hadapannya memiliki tatapan yang tajam dan menyeramkan.

"Terimakasih atas bantuanmu!" Ketusnya, seraya melempar segebok uang berjumlah ratusan juta kepada Lily. "Itu sebagai tanda terimakasihku."

Drake lalu masuk begitu saja ke dalam rumah Lily, dan berteriak memanggil putranya. Ia mengeraskan rahang saat melihat Cliv memeluk boneka seraya memakan sebuah kue coklat.

"Papa, akhirnya kamu datang!" Cliv menyapa. "Seharusnya kamu datang 30 menit sebelumnya. Dasar lelet! Kamampuan Papa untuk melacak semakin buruk!"

"Cliv, ayo pulang!"

"Tidak, jika mama baruku tidak ikut."

"Cliv! Jangan buat kesabaran Papa habis!" Teriaknya.

Lily menatap interaksi mereka dalam diam. Ia tadinya ingin langsung mengembalikan uang itu. Tapi berhubung Drake berteriak dan terus marah, Lily mengurungkan niat.

"Aku tidak mau! Aku akan minggat lagi jika Papa tidak membawa kakak Lily pulang!"

"Anak ini semakin nakal sekali!" Drake berteriak.

"Papa juga nakal! Aku benci Papa yang sekarang! Jika kakak Lily tidak ikut, suruh Mama bangun!" Cliv memberontak saat sang ayah mencoba mengangkat tubuhnya.

"Apa sih yang kamu lakukan sampai putraku seperti ini? Kamu memanfaatkannya untuk mendapatkanku? Kamu mau uang? Sebut berapa yang kau mau!"

Lily mengerutkan alis mendengar perkataan Drake. Ia langsung melempar segebok uang pada wajah pria asing itu dan menunjuknya dengan kemarahan.

"Kamu seharusnya berterimakasih karena aku menyelamatkan putramu dari penculik!"

"Persetan! Kamu pasti salah satu komplotan dari mereka!"

"Dasar tidak tahu terimakasih! Aku tidak ingin lagi terlibat dengan kalian berdua. Bawa uang dan anakmu pergi dari sini!" Lily kembali berteriak.

Drake menatap bola matanya yang terasa akrab. Tatapan wanita ini persis seperti Liana. Mendiang istrinya yang sudah meninggal. Lembut dan teduh. Tidak ada yang bisa meredam amarahnya selain Liana, saat wanita itu masih hidup.

Drake sepertinya semakin gila karena kehilangan Liana dengan cara yang tragis dan tak adil. Drake bersumpah akan terus memburu mafia yang telah membunuhnya.

"Kamu dengar Cliv, wanita ini meminta kamu pergi. Kamu tidak diinginkan!"

"Itu karena Papa berkata buruk! Pokoknya jika Kak Lily tidak ikut, aku tidak mau pulang!"

"Ada Tante Zea... "

"Aku tidak suka Tante Zea! Pria itu punya selera! Dan aku hanya mau Kak Lily untuk menjadi ibuku!"

"Demi Tuhan, dari mana kamu belajar bahasa itu?"

"Uncle Jacob yang mengajariku!"

"Tapi kamu bukan pria! Kamu anak kecil! Ayo pulang dan jangan banyak alasan!"

"Lalu jika Papa Pria, kenapa selera Papa sangat buruk?"

"Cliv Ellardo, kesabaranku sudah hampir habis. Menurut!"

"Tidak, Pria itu punya prinsip! Jika Papa bertanya siapa yang mengajariku, kali ini Uncle Marino! Papa itu pria plin-plan dan menyebalkan!"

Kesabarannya hampir habis, Drake langsung menarik Cliv dengan sedikit lebih kencang. Ia menyeretnya dengan kasar, tak peduli jika tangisan putranya sangat menggelegar sekarang.

Taming Mr DrakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang