4 Tidak Ada Penolakan
"Tanda tangani semuanya!" Drake berkata dingin, dan Lily tidak mempunyai kekuatan untuk menolak.
Saat ini Lily tidak hanya terikat pernikahan dengan Drake, tapi juga kontrak yang sangat merugikannya dalam segala hal. Pria itu memang menyebalkan!
Mimpi apa Lily bisa menikah dengannya? Pria yang tak ia kenal dan sangat asing. Impian pernikahan hangatnya, sepertinya hanya tinggal angan.
"Kita sudah resmi menikah. Kamu istriku sekarang! Patuhlah!"
"Kamu akan melepaskan sahabatku kan?"
"Aku tidak memiliki urusan dengannya lagi. Dia menjadi urusan Jacob! Kecuali jika kamu membantahku, baru hal itu akan menjadi urusanku. Semua keputusanku ada di tanganmu!"
"Hei!"
"Dalam kontrak tertulis kamu tidak boleh protes sekalipun!" Drake mendekati Lily dan memojokkannya di tembok. Drake meraih dagu wanita itu, dan menatap wajahnya dengan sangat dekat.
Drake akui, Lily adalah tipe wanita idamannya. Dia dan mendiang istrinya memiliki kepribadian yang sama. Tidak salah jika anaknya cepat menyukainya. Cliv pasti bisa merasakan kenangan ibunya dalam sosok wanita ini.
Apakah kelembutan yang Lily miliki, juga akan meluluhkan sikap kejam dan dinginnya?
#Adegan di hapus
*****
Seorang wanita dengan pakaian anggun dan modis menatap Lily dengan raut tak suka. Zea namanya, kekasih Drake dan teman ranjangnya setelah sang istri meninggal.
"Drake! Kamu menikah dengannya?"
"Begitulah!"
"Tidak bisa Drake! Kamu sudah berjanji akan menikahiku! Akulah yang pantas menggantikan Liana! Aku sahabatnya! Dia selalu berkata akan menitipkan kalian padaku, saat masih hidup!"
"Cliv yang memilih Lily, bukan aku."
"Dia pasti mempengaruhi Cliv!" Zea menjambak Lily dengan brutal. Melihat jejak kemerahan di badannya, membuat Zea marah. Pasti Drake pelakunya!
Zea sudah banyak berkorban setelah Liana meninggal. Dia banyak berusaha untuk mendekati Cliv dan menjadi ibunya. Kenapa orang lain yang menikmati hasil kerja kerasnya?
"Zea!" Drake membentak seraya melepas jambakannya pada Lily. "Jangan kerterlaluan dan membuat keributan!"
Lily kesal sekali diperlakukan tidak baik olehnya. Apa-apaan dia? Zea menuduhnya memanipulasi anak kecil demi menikah dengan pria pemaksa seperti Drake?
Bahkan jika bukan karena terikat kontrak dan takut dengan ancamannya, Lily tidak akan sudi berada disini.
Lily dapat merasakan jika Drake bukan orang sembarangan. Toh dengan menjadi istrinya, ia mendapat segala fasilitas. Setidaknya kini ia tidak perlu repot mencari pekerjaan.
"Aku tidak terima!"
"Ini pilihan Cliv!"
"Drake, aku sangat menyayangi kamu dan Liana. Kenapa kamu tega? Aku bahkan sudah banyak berkorban selama ini!"
"Apa aku boleh keluar?" Lily menatap Zea dan Drake yang sedang berdrama.
"Tetap disini, urusan kita belum selesai!" Drake memperingati. "Dan kamu Zea, tolong hormati keinginan putraku."
"Kamu juga harus menghormatiku sebagai sahabat Liana. Aku yang dititipi kalian. Aku akan merasa bersalah jika kalian tidak bahagia!"
Zea memeluk Drake dengan tangisan buayanya. Ia diam-diam tersenyum saat Drake membelai rambutnya dengan lembut. Drake harus menjadi miliknya. Jika Liana tiada, berarti dia yang pantas memilikinya! Bukan orang lain!
Setelah mengetahui berita Liana di bunuh, Zea sangat bahagia. Kematiannya membuat dirinya memiliki kesempatan untuk menjadi Nyonya Ellardo.
"Zea tolong beri Cliv waktu. Dia masih kecil, dia tidak paham tentang itu!"
"Lepas pelukan kalian!" Seorang anak kecil dengan muka bantal khas bangun tidurnya, mendekati drama itu dengan langkah cepat.
"Papa, Cliv tidak suka kalian berpelukan!"
"Cliv.... " Zea mencoba mendekat, namun Cliv menepis.
"Jangan berdrama tante Zea! Mamaku hanya Mama Lily, bukan yang lain! Tidak akan bisa digantikan!"
"Tante ini sahabat Mama kamu!" Zea berusaha membujuk.
"Cliv hanya ingin Mama Lily!" Teriaknya.
"Zea, kamu pulanglah." Drake berkata pelan. "Mood Cliv sedang tidak baik."
Zea menghentakkan kaki seraya menatap Lily dengan lebih tajam. Wanita itu merebut apa yang seharusnya ia dapatkan. Pembawa sial! Zea tidak terima ini. Gembel itu harus diberi pelajaran!
"Mama Lily pasti sakit hati kan?" Cliv memeluk Lily dengan erat.
Lily merasa sangat terharu dengan kasih sayang Cliv untuknya. Walau sekarang ia menikah tanpa cinta, penuh paksaan, setidaknya ada satu orang yang menyayanginya dengan tulus.
Lily sudah menganggap Cliv seperti putranya sendiri. Lily akan merawatnya dengan sepenuh hati. Anak sekecil dia, seharusnya tidak memikirkan masalah orang dewasa seperti demikian.
"Mama sayang sekali dengan Cliv. Terimakasih sudah menganggap Mama sebagai ibu."
"Cliv juga sayang Mama! Sudah Cliv katakan, hanya Mama yang boleh menggantikan Mama Liana!" Anak itu kembali tersenyum, menampilkan deretan giginya yang tak rata.
Drake memandangi interaksi mereka tanpa ekspresi. Selain membuatnya puas dalam bercinta, ternyata dia juga cukup memuaskan untuk menjadi pengasuh dan pembantu.
"Mama aku lapar!" Seru Cliv manja.
"Ayo Mama buatkan makanan!" Lily mengusap puncak kepalanya.
"Papa, ingat ya, jangan bolehin tante Zea masuk!" Peringat Cliv. "Kasihan Mamaku harus berhadapan dengan orang jahat!"
Lily hanya menunduk, dan tak berani menatap Drake setelah percintaan panjang mereka pagi ini. Drake sangat gila! Pria itu seperti seorang hyper yang haus akan percintaan.
"Kaki Mama kenapa pincang? Apa tante Zea menyakitimu? Ayo katakan!" Cliv lagi-lagi bertanya dengan cerewet.
Drake terkekeh dan menahan tawa saat wajah Lily memerah padam. Dia pasti kebingungan untuk menjawab.
Cliv tidak tahu saja, apa penyebab itu semua. Ahh sayang sekali putranya sudah bangun. Seharusnya dia dan Lily kembali bercinta saat ini. Ternyata menikah lagi, tidak buruk juga.
*****
Yang mau baca cepat silahkan kunjungi karya karsa!
Wattpad tetap di up sampai tamat selama tulisan on going atau repost masih ada.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Taming Mr Drake
RomanceBerawal dari menolong anak kecil yang tersesat, membuat Lily berurusan dengan Drake Ellardo. Mafia berdarah dingin yang tak kenal kasihan. Bahkan ia tak segan membunuh orang yang membuatnya tersinggung. Drake memaksa Lily menikah, dan menjadi ibu d...