9 Two Love

5.6K 338 6
                                    

9 Two Love

Lily menyuapi Cliv spaghetti aglio olio favoritnya dengan telaten. Ini pertama kalinya anak itu makan di luar bersama untuk menikmati akhir pekan.

Bahkan untuk ini, Lily harus berlutut di kaki Drake dan memohon belas kasihannya. Lily tahu profesi Drake mengundang bahaya di luar sana. Tapi Cliv kecil butuh ekplorasi dan mengenal dunia luar. Dia manusia, bukan hewan peliharaan yang harus di kurung setiap hari.

Lagipula Drake memiliki banyak bodyguard yang menyamar untuk melindungi mereka. Untuk apa ketakutan berlebih?

Mereka juga hanya makan di resto tempat Lily bekerja sebelumnya. Lily sudah sangat hafal tempat itu. Jadi Lily yakin tidak akan terjadi sesuatu yang buruk.

"Enak Cliv?"

"Enak! Tapi lebih enak masakan Mama!"

"O ya?" Lily mencium pipinya dengan gemas.

"Akhirnya anak kecil ini bisa menikmati dunia luar!" Cliv melirik ayahnya yang sejak tadi diam.

Lily terkekeh saat wajah Drake memerah. Bukan marah atau malu, Drake memang masih belum sembuh dari demamnya. Ia terpaksa ikut karena tak mau membiarkan anak dan istrinya pergi sendirian. Hati Drake tidak tenang.

"Kamu makan juga!" Lily menyendok Rissoto dari piringnya. Hidangan nasi campur khas Italia Utara, yaitu beras yang dimasak dengan kaldu sehingga lengket menyerupai krim. Kaldu yang digunakan dapat berasal dari daging fresh dan juga sayuran.

Lily sengaja memesan itu agar Drake mendapat banyak nutrisi. Dia sedang sakit kan?

"Aku mau pasta saja."

"Lihatlah tubuhmu itu, lesu sekali. Dari kemarin kamu muntah! Jangan keras kepala!"

"Papa jangan manja! Aku saja kalau begitu, Papa marahi! Papa kan sudah besar!"

"Tuh, dengarkan apa kata Cliv! Anak kecil saja tahu apa yang harus di lakukan!"

Drake menarik nafas panjang lalu menerima suapannya dengan terpaksa. Drake tidak mau mendapat hinaan yang lebih banyak lagi darinya. Harga dirinya sebagai pimpinan mafia seketika down jika sudah berhadapan dengan Cliv dan Lily.

"Mau makan saja harus di bujuk!" Lily membalas sindiran Drake kemarin. Ia juga mengecek dahinya untuk mengukur suhu tubuh Drake yang masih sedikit hangat.

Drake memandangi Lily yang berada begitu dekat dengannya. Wanita ini begitu perhatian dan tulus. Tatapan Lily yang teduh sangat membuatnya nyaman. Drake rasa, ia telah benar-benar menemukan pengganti Liana.

"Awhhhh...." Lily spontan mengaduh kesakitan saat sebuah cairan panas mengenai lengannya.

"Maaf, aku tidak sengaja Lily!" Seorang pelayan mengambil tissue dan membantu Lily mengelap tumpahan kopi pesanan Drake.

"Kamu becus bekerja tidak?" Drake membentaknya. "Tangan istriku terluka!"

Lily menoleh ke arah Ellena yang sangat ketakutan. Spontan Lily langsung tersenyum dan menahan rasa panas itu agar Drake tidak marah.

"Drake, aku tidak apa! Hanya panas sedikit! Jangan khawatirkan aku!"

"Tangan Mama memerah!" Cliv mengusap lengan ibunya. "Tante bagaimana sih! Tante menyakiti Mamaku!"

"Panggil managermu!"

"Aku tidak sakit, sungguh Drake!" Lily berbisik. "Jangan persulit sahabat dan teman-temanku. Aku mohon! Mereka juga sedang berjuang untuk hidup dan mencari nafkah!" Lily berkaca-kaca.

Taming Mr DrakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang