12 Secret Dark

4.1K 313 8
                                    

12 Secret Dark

"Mama, badanku gatal sekali!" Cliv mengadu sembari menggaruk perut hingga dadanya.

"Mama akan memberi saleb, jangan di garuk ya?" Lily mengecup kening Cliv dengan lembut. Sepertinya Cliv terkena gigitan serangga saat bermain, sehingga beberapa bagian tubuhnya terdapat ruam kemerahan.

Lily menilik seluruh tubuhnya dan mengolesi ruam-ruam itu dengan saleb. Lily juga akan mengganti pakaian Cliv dengan pakaian baru.

Namun, pergerakannya berhenti di saat matanya menemukan sebuah luka asing di tubuhnya. Luka itu seperti bekas gigitan, namun sangat kecil dan hampir tak terlihat.

Seketika Lily teringat akan pembicaraan Drake dan teman-temannya tentang bom itu. Apa mungkin Cliv menjadi korbannya?

Setelah berhasil menggantikan pakaiannya, Lily meminta Cliv bermain di kamar. Sedangkan ia segera mencari Drake untuk bertanya hal itu. Tubuh Lily benar-benar gemetar saat ini. Lily takut sekali jika prasangkanya benar. Bahkan air matanya sudah berlinang dengan sangat deras. Lily tidak ingin Cliv celaka.

"Drake!" Panggilnya pada pria yang sedang berbicara dengan beberapa orang berbadan kekar yang merupakan anak buahnya.

"Aku sedang ada pembicaraan penting, pergilah dulu!"

"Ini jauh lebih penting!" Lily sedikit berbisik dengan airmata yang mengalir deras di pipinya.

"Ada apa? Bicara yang jelas!" Tegasnya.

"Apa penyadap suara bisa terdengar dari jauh?" Tanyanya seraya menatap pintu kamar Cliv yang berada di ujung ruangan.

"Apa maksudmu?"

"Aku melihat sebuah tanda seperti bekas gigitan di dada Cliv. Apa itu chip bom seperti yang Darius katakan?" Bisiknya.

"Kamu jangan bicara sembarangan!"

Drake langsung berlari ke arah kamar anaknya. Ia saling pandang dengan Lily seolah saling memberi kode, agar tidak keceplosan berbicara tentang bom itu.

"Sayang, badan kamu ruam-ruam ya? Coba Papa lihat!" Drake membuka pakaiannya.

"Ini bukan ruam karena demam berdarah kan, Drake?" Lily mengusap tanda yang ia maksud, dan memberi kode pada Drake.

"Cliv hanya gatal-gatal kok!" Cliv berkata dengan polosnya.

"Papa sudah bilang jangan main di luar terus! Ayo periksa! Kamu tidak demam kan?"

"Apa benar demam berdarah?" Lily terisak pelan.

"Dokter akan segera memeriksanya!" Drake menahan airmatanya. Ia sendiri gemetar saat melihat tanda ini. Apa benar musuhnya selama ini adalah Angelo? Apa dia juga yang merupakan pembunuh Liana?

Drake menggendong Cliv dan membawa anaknya menuju mobil. Drake berencana memeriksanya ke lab pribadinya untuk di periksa lebih lanjut.

"Drake... " Lily memeluk Cliv di kursi penumpang, sementara Drake mengemudikan mobil dengan sangat kencang.

"It's okey!" Drake mengusap pundaknya dengan perhatian. "Itu pasti hanya ruam biasa karena gigitan serangga, tenanglah dulu."

Drake memberi tatapan menenangkan. Ia seolah meminta Lily untuk tenang dan tak panik. Untunglah Lily cukup cerdas memahami situasi dan mengambil langkah. Dia tidak gegabah dalam mengambil keputusan.

"Iya Mama, Cliv tidak sakit kok! Hanya gatal-gatal!"

"Semoga saja, Sayang!" Lily memeluknya dengan penuh kasih sayang.

"Kenapa Mama menangis? Cliv hanya gatal-gatal. Tadi Cliv ingin menangkap kupu-kupu, tapi terjatuh di semak-semak." Anak itu menghapus airmata Lily. "Maaf ya, sudah membuat mama khawatir!"

Taming Mr DrakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang