10 Saling Bertemu

4.8K 344 8
                                    

10 Saling Bertemu

Lily menatap canggung ke arah semua teman-teman Drake yang saat ini berkumpul. Termasuk Zea yang terus memberi ekspresi tak suka padanya.

Apa istimewanya dia, sampai Drake dengan cepat menerimanya? Norak, miskin, lembek, menye-menye! Zea muak sekali dengan wanita bernama Lily itu.

"Kalian kenapa kaku sekali? Yang mesra dong!" Marino tertawa dan terus menggoda pasangan baru itu dengan asyiknya. Kapan lagi ia bisa mengejek Drake sepuas ini? Jika masalah cinta, Drake tidak akan bisa berkutik.

"Ayo Cliv, suruh Papamu memeluk Mama Lily." Darius ikut menggoda.

"Setiap malam mereka berpelukan kok!" Cliv berkata dengan polos. "Tadi pagi, mereka juga berpelukan. Kenapa uncle kepo sekali?"

"Cieeeee!!!" Darius dan Marino tertawa geli.

"Alah bohong! Bagaimana mau cinta kalau di nikahin hanya untuk menjadi pengasuh Cliv?" Zea berseru.

"Kan tugas ibu memang merawat anaknya. Tante bagaimana sih! Begitu saja tidak tahu!" Cliv memeluk Lily yang hanya tersenyum canggung.

"Benar kan Ma?" Cliv bertanya lagi.

"Benar, Sayang!" Lily memangkunya. Memeluknya dengan erat dan penuh kasih sayang. Lily sangat bersyukur memiliki Cliv kecil yang selalu berpihak padanya. Setidaknya di tengah orang-orang asing ini, Lily tidak merasa sendirian.

"Dijadikan pengasuh anak nakal saja bangga!" Zea mencibir. "Anak tidak bisa di atur!"

"Bisakah kamu berhenti mencela anakku? Dia bukan anak nakal!" Lily akhirnya angkat bicara.

"Kamu baru kemarin sore mengenal dia! Kamu belum tahu betapa resenya bocah ini! Drake benar, sesekali dia harus di jewer supaya tidak keterusan berbuat kurang ajar!"

"Kamu bukan ibunya! Aku ibunya sekarang! Aku punya cara sendiri untuk mendidik anakku! Aku peringatkan, jangan pernah berkata buruk tentang Cliv lagi!"

"Kamu sedang mencari muka? Drake sendiri yang menyuruhku menjewernya jika nakal!"

"Tapi selagi aku menjadi ibunya, aku tidak akan membiarkan Cliv mendapat kekerasan!"

"Kamu.... "

"Cukup!" Drake berteriak. Darius dan Marino spontan diam seraya saling memeluk lengan masing-masing, ketika melihat rahang sahabatnya mengeras.

"Anak itu tidak boleh di manja! Kamu yang bilang kan, Drake?"

"Tapi nyatanya, Lily bisa menjaga dan mengaturnya tanpa berkata kasar atau berbuat kekerasan. Lily ibunya sekarang, dia mempunyai wewenang untuk marah jika ada orang lain ikut campur. Termasuk kamu!" Drake membentaknya.

"Jika kamu tidak mau diam, sebaiknya pergi!" Drake kembali bicara, dan Zea langsung ikut-ikutan memeluk lengan Marino seperti apa yang Darius lakukan.

"Dasar galak!" Cibir Zea kesal.

"Lalu kenapa pula kalian jadi saling berpelukan seperti itu?"

Darius langsung menyingkir dari lengan Marino dengan senyum jenakanya. Sedangkan Zea masih disana.

"Ya sudah kalau aku tidak bisa mendapatkanmu! Aku akan mengejar Marino mulai hari ini!" Ujar Zea putus asa.

"Apa maksudmu!" Marino seketika risih saat Zea berkata demikian.

"Aku cantik bukan? Seksi? Apalagi yang kurang? Sudahlah Marino, jangan munafik! Kamu beruntung di tembak wanita cantik sepertiku!"

Kini gantian Drake dan Darius yang tertawa. Kelakuan Zea memang selalu ajaib. Terkadang walau mulutnya pedas, tapi dia tidak seburuk itu.

Taming Mr DrakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang