8 Oscuro Segreto
Drake berjalan perlahan melewati gerbang taman yang terbungkus oleh keindahan bunga-bunga melati yang putih dan harum. Namun, pandangannya tertarik pada sosok yang duduk anggun di tengah-tengah taman tersebut. Itu adalah Lily, istrinya yang duduk dengan tenang di bawah naungan pohon rindang.
Pemandangan itu begitu memukau, seperti adegan dari mimpi. Lily terlihat begitu cantik dengan gaun putihnya yang lembut, cocok dengan suasana taman yang bersemi. Angin sepoi-sepoi membuat rambutnya bergoyang-goyang dengan lembut
Drake melangkah mendekati Lily, langkahnya begitu hati-hati seperti tak ingin mengganggu kedamaian yang tercipta di sekelilingnya. Aroma harum bunga melati semakin menyelubunginya, menciptakan atmosfer yang magis.
"Lily... " Drake beranjak mendekat.
Namun saat tangannya menyentuh pundak istrinya itu, tiba-tiba kepala wanita itu terpenggal dan terjatuh di tanah.
Suasana hangat berubah memcekam! Hujan turun dengan sangat deras. Dan taman melati indah itu berubah menjadi lautan darah yang begitu menakutkan.
"Lily!" Drake berteriak.
"Tolong aku, Sayang! Tolong!"
Kepala yang terpenggal itu berbicara dengan sangat menakutkan. Dan entah sejak kapan wajah Lily berubah menjadi wajah Liana.
"Liana... " Drake menjauhi tubuh dan kepala yang terpisah dengan tragis tersebut
"Tolong aku...."
"Arghhhhhh!!!" Teriak Drake, terbangun dari mimpinya.
Drake terkejut saat melihat wajah putranya sudah bertanggar di hadapannya. Tangan mungil anak itu mengecek dahinya yang masih terasa panas.
"Papa terus mengigau disepanjang malam. Untung ada aku dan Mama Lily." Ujar Cliv seraya memeluk ayahnya. "Papa jangan pergi seperti Mama Liana ya?"
Drake terkekeh saat merasakan dadanya basah karena airmata. Ternyata walau anak ini sering mengejeknya, Cliv begitu menyayanginya. Hatinya yang lembut tertutup dengan sikapnya yang dingin. Tanpa tes DNA pun, Drake tahu dia putranya. Sifat mereka sama.
"Katamu mau ganti Papa?"
"Tidak!" Cliv memeluknya dengan posesif.
Tak lama, Lily datang dengan nampan berisi susu dan tiga buah cornetto buatannya untuk mereka sarapan. Drake terpaku melihat wanita itu baik-baik saja. Ia cukup lega mimpi buruknya tidak benar-benar terjadi.
"Makanlah!" Ujar Lily cuek. Lily masih sedikit kesal dengan pria itu. Perkataannya semalam sangat menyakitinya. Jika bukan karena Cliv, mungkin Lily tidak akan peduli walau dia sekarat sekalipun.
"Mama Lily sudah membuatnya disepanjang pagi. Papa harus makan ya?" Cliv mengambil satu buah cornetto itu, lalu menyodorkannya pada Drake yang kini tersenyum tipis.
"Kamu juga harus makan. Ayo!" Drake mengambil sepotong dan memberikannya kepada putra kecilnya. Namun anak itu langsung menggeleng dengan senyumnya yang sangat menggemaskan.
"Aku sudah makan tiga, sebelum Papa bangun."
"O ya?"
"Cornetto buatan Mama, sangat enak! Untung ada Mama. Jika tidak, siapa yang akan memasak dan merawat Papa?"
Drake memandangi Lily dengan canggung dan merasa bersalah karena tak dapat mengontrol emosi. Pembicaraanya bersama Jacob tentang Liana, membuatnya kembali mengingat pembunuh menyebalkan yang tak dapat ia tangkap hingga hari ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Taming Mr Drake
RomanceBerawal dari menolong anak kecil yang tersesat, membuat Lily berurusan dengan Drake Ellardo. Mafia berdarah dingin yang tak kenal kasihan. Bahkan ia tak segan membunuh orang yang membuatnya tersinggung. Drake memaksa Lily menikah, dan menjadi ibu d...