3 Pemaksa

9.9K 596 12
                                    

3 Pemaksa

Di tengah kegelapan malam yang hanya diterangi oleh cahaya neon redup di pojok jalan sempit, Drake, seorang pria yang tampil rapi dengan mantel hitam yang melambai-lambai di angin sepoi, berdiri dengan sikap yang tenang.

Dia menunggu di depan pintu masuk sebuah bar yang tampaknya biasa, tetapi dalam dunia kriminal, tempat seperti ini sering menjadi tempat pertemuan rahasia.

Tidak lama kemudian, seorang pria tinggi berjalan mendekati Drake dari bayang-bayang, dengan langkah-langkah yang penuh keyakinan. Pria ini adalah rekannya yang bernama Angelo, dalam jaringan mafia yang kompleks.

Angelo mengenakan setelan jas hitam yang pas dan tersenyum tipis, menunjukkan ekspresi yang waspada namun akrab.

Drake dan Angelo bertukar tatapan yang penuh dengan makna, saling memahami bahaya dan pentingnya pertemuan ini. Mereka tahu bahwa transaksi yang akan mereka lakukan malam ini adalah tentang kepercayaan, uang, dan pengaruh.

"Drake," sapanya dengan suara rendah, suara yang hanya terdengar oleh mereka berdua di keheningan malam.

"Angelo," balas Drake dengan tenang, tanpa kehilangan kontrol atas situasi.

Mereka masuk ke dalam bar yang redup, melewati beberapa orang yang tampak sibuk dalam percakapan berbisik dan pertemuan rahasia. Di sudut yang lebih tersembunyi, keduanya menemukan meja kayu tua yang menunggu mereka. Sebuah tas kulit hitam diletakkan di atas meja tersebut.

"Tahukah kita betapa berharganya benda ini?" tanya Angelo dengan suara serak, mengisyaratkan isi pada tas itu.

Drake hanya mengangguk, memberi tahu Angelo bahwa dia telah memahami risiko dan potensi dari transaksi ini. Dia merasa ketegangan menghangat di udara saat mereka duduk di sisi meja yang berlawanan.

Dengan gerakan perlahan, Drake membuka tas itu dan mengungkap isi yang ada di dalamnya. Tumpukan uang tunai mengkilap memenuhi mata mereka, menyiratkan kekayaan yang tak terhitung. Ini adalah hasil dari bisnis gelap yang telah mereka bina selama bertahun-tahun.

"Kita telah bekerja keras untuk mencapai ini," kata Drake dengan suara dalam, mencerminkan perasaan mereka berdua tentang apa yang telah dicapai.

Angelo hanya mengangguk, menyatakan persetujuannya. Tanpa kata-kata lagi, mereka berdua tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Mereka merasa kerinduan untuk mendapatkan keberhasilan ini, tetapi juga menyadari bahwa keberhasilan itu tidak datang tanpa risiko. Kepercayaan antara keduanya adalah landasan yang mereka bina, dalam perjalanan kriminal mereka.

Dengan hati-hati, mereka menutup transaksi ini dengan tanda salaman yang kuat. Tangan mereka bersentuhan sejenak, mengukuhkan ikatan mereka dalam kesepakatan ini.

"Kamu masih belum menemukan pembunuh istrimu?" Tanya Angelo sebelum pergi.

"Orang itu tersembunyi." Drake mengeluh, namun tetap menunjukkan wibawanya sebagai pemimpin.

"Musuh yang paling susah di cari, adalah orang terdekat." Tutup Angelo seraya berjalan pergi dengan anak buahnya. "Jika mendapat info, aku akan memberitahumu."

"Thanks."

Drake langsung meminta anak buahnya pergi membawa uang yang ia terima dari rekannya tersebut. Membuat mereka semua tersenyum sumringah saat menggotong uang miliyaran masuk ke dalam mobil.

"Jangan senang dulu, uang ini tidak seberapa. Urus bisnis dengan benar, agar kita mendapat lebih dari ini." Drake menegur para pria kekar berjas itu dengan tegas. Tatapannya yang tajam dan kejam, membuat para anak buahnya menurut dan patuh.

"Siap boss!!!" Seru mereka.

"Berpestalah malam ini! Rekening kalian akan terisi sebentar lagi."

"Siap!" Seru mereka dengan sangat bersemangat.

Taming Mr DrakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang