6. Sentuhan

5.9K 392 14
                                    

_______________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________________________

_______________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍒🍒🍒

Kinan beringsut dari posisi rebahan, lelaki itu duduk sambil menyandarkan tubuh di kepala tempat tidur, detik berikutnya mengambil gawai pintarnya yang ia taruh di atas nakas samping tempat tidur.

Kinan membuka aplikasi chatting, lelaki itu memijat pelipisnya saat mendapati pesan yang ia kirim sejak kemarin siang tak dibalas oleh Kinara. Bahkan terkirim pun tidak, hanya centang satu pertanda jaringan internet telepon genggam Kinara tak aktif.

"Sibuk banget? Sampai pesan aku gak dibalas? Atau hape kamu lowbat? Kamu masih ada hutang cerita ke aku kalau-kalau kamu lupa."|

Kinan kembali mengirim pesan pada Kinara, namun masih tetap centang satu. Lelaki itu menghembuskan napas berat lalu menekan tombol power mengunci layar gawai pintarnya.

"Ke mana deh tuh orang? Apa disamperin aja?" Gumam lelaki itu, kemudian menyibakkan selimut, kemudiam melipir ke kamar mandi.

Usai membersihkan diri dan berpakaian lengkap Kinan langsung melangkahkan kaki ke luar rumah tentunya setelah berpamitan pada Ibu dan Bapak yang tengah bercocok tanam di kebun belakang.

Lelaki yang mengenakan kaus oblong dan celana Panjang berbahan jeans itu segera mengendarai mobil Audi Q8-nya menuju kediaman Kinara.

Jauh di lubuk hatinya, ia sungguh mengkhawatirkan gadis itu. Senyum Kinara sebelum meninggalkan hotel sangat berbeda. Senyum Kinara paling aneh dan tidak hangat yang pernah Kinan lihat.

"What's wrong, Naeshvari." Kinan mendesah frustasi sambil memikirkan kesalahan apa yang telah diperbuatnya sampai-sampai Kinara menghilang tanpa kabar seperti ini.

"Hal apa juga yang ingin kamu sampaikan ke aku?" Lelaki itu bergumam sambil memutar setir hendak belok ke arah kanan.

Ting ....

Ting ....

Ting ....

Gawai pintar Kinan berdering tanda pesan masuk. Lelaki itu mengabaikannya. Tak penting pikirnya, saat ini ia hanya ingin cepat sampai ke rumah keluarga Tamawijaya. Namun saat dering handphone tak kunjung berhenti, rasa penasaran mulai mengusiknya. Kinan bergegas menepikan mobil. lalu meraih telepon genggam yang ia letak sembarang di jok penumpang.

FRIENDSWEET [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang