____________
🍒🍒🍒
Kinan menyalami seraya mengecup punggung tangan Eyang saat berpamitan, pagi ini ia akan mengantar Kinara ke butik."Ngatos-atos njih, Le (Hati-hati ya, Nak)."
"Njih, Eyang (Iya, Eyang)."
Setelah berpamitan pada wanita berusia 80 tahunan yang masih terlihat segar itu Kinan dan Kinara pun berderap ke luar rumah.
"Makasih, Mas," ucap Kinara tulus sembari mengelus pipi Kinan setelah lelaki itu membukakan pintu mobil untuknya.
Kinan mengukir senyuman manis sebagai respon ucapan terima kasih dari calon istrinya.
Detik berikutnya, lelaki itu menutup pintu setelah memastikan Kinara sudah memosisikan diri dengan nyaman di jok penumpang.
"Gimana kemarin belanjanya? Udah kelar?" tanya Kinan setelah mengemudikan Audi Q8-nya.
Kinara mengangguk. "Udah beres, Mas. Kain untuk kebaya aku udah dapet."
"Kain untuk beskap kamu juga udah dapet." Kinara mengelus lembut lengan lelaki itu.
"Kain batik untuk bawahan kita juga udah dapet, aku juga sekalian beli untuk orang tua kita," jelas Kinara, nada suaranya terdengar begitu gembira menceritakan kegiatannya kemarin saat berbelanja perlengkapan untuk pernikahan mereka.
Lelaki itu tersenyum, menoleh sekilas ke arah Kinara, menggenggam jemari gadis itu, lalu mengecup punggung tangannya.
"Maaf karena gak bisa nemenin kamu belanja."
Kinara buru-buru menggeleng. "Gak apa-apa, Mas. Kerjaan kamu kan lagi banyak banget. Aku ngerti, kok."
"Rapat dengan perwakilan pihak produksi film juga lancar kemarin. Semuanya aman terkendali."
"Alhamdulillah."
"Aku beneran bersyukur, Mas. Jalan kita dipermudah banget. Ibu dan Mami ikut turun tangan ngurusin katering, Mbak Ina dan Mbak Aruna juga bantuin urusin ke wedding organizer-nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSWEET [TAMAT]
RomanceCerdas di bidang akademis, belum tentu cerdas perihal asmara. Terlalu bodoh dan abai pada perasaan sendiri. Padahal debaran jantung tak pernah bohong saat menghabiskan waktu berdua. Desiran darah pun selalu bergejolak tiap-tiap jemari saling bertaut...