________________
🍒🍒🍒
"Tante minta maaf ya, Nak."
Sesuai dengan niat hati Kinara, beberapa hari sepulang dari Manado gadis itu langsung berkunjung ke rumah keluarga Hardiyata.
Memberi kejutan pada Ibu, serta tak lupa membawa rawon makanan kesukaan wanita paruh baya itu.
"Tante gak salah, kok. Gak perlu minta maaf kayak gini," sela Kinara sambil menggenggam erat jemari Ibu.
"Aku gak apa-apa kok, Tan. Lagi pula sekarang aku udah sama Kinan, 'kan?" Kinara mengukir senyuman, bermaksud menenangkan Ibu. Gadis itu tak ingin calon mertuanya selalu dihantui rasa bersalah karena kejadian tempo lalu.
"Tante tuh, aduh kelepasan banget waktu itu, padahal Kinan gak tau apa-apa soal perjodohan itu, Ra. Tante terlalu excited waktu itu, sampai-sampai lupa kalo kamu dan Kinan sama-sama punya perasaan cinta," terang Ibu, Kinara bisa mendengar jelas nada menyesal dari perkataan wanita paruh baya itu.
"Gak apa-apa, Tante. Aku beneran gak apa-apa."
"Makasih ya, Nak. Tante bersyukur sekali, akhirnya kamu dan Kinan akan memulai babak baru di hidup kalian." Suara Ibu sudah terdengar riang, ia mengelus punggung tangan Kinara dengan ibu jarinya.
"Doakan kami ya, Tante."
Ibu mengangguk, "Tante selalu doakan yang terbaik untuk anak-anak Tante," jawab Ibu lembut. Wanita paruh baya itu mengecup dahi Kinara penuh sayang, sebagai pengganti kata bahwa ia sangat menyayangi calon menantunya.
"Minggu depan Tante dan Om boleh bersilaturahmi ke rumah kamu?"
Wajah Kinara merona hingga ke telinga, ia mengerti maksud pertanyaan Ibu barusan.
Degupan jantung gadis itu kembali bergemuruh, ia terlampau bahagia.
Kalau orang tua Kinan dalam waktu dekat datang ke rumah, itu artinya ... pernikahan mereka akan segera dilangsungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSWEET [TAMAT]
RomanceCerdas di bidang akademis, belum tentu cerdas perihal asmara. Terlalu bodoh dan abai pada perasaan sendiri. Padahal debaran jantung tak pernah bohong saat menghabiskan waktu berdua. Desiran darah pun selalu bergejolak tiap-tiap jemari saling bertaut...