−Januari, MMXXIV−
Hai, Dulur-dulur.
Apa kabar, nih?
Hari ini aku datang membawa extra part anak pertamaku.
Dan ...
Tahu, nggak?
Tepat tanggal 10 ini, Kinara dan Kinan genap berusia lima bulan.Maka dari itu, aku hadir membawa kembali kisah cinta mereka di bab ekstra.
Semoga kalian suka, ya.
Jangan lupa tinggalkan jejak cinta di kolom komentar.Happy Reading, Dears.
Warmest Regards,
Harumi Park_______________________
Peluh membasahi tubuh bukti riak gairah begitu menggebu.
Lenguhan panjang bersahutan menandakan jejakan nikmat membelah hingga cakrawala.
Kedua pasang mata itu berpendar penuh bahagia. Saling memuji pahat rupawan dari balik tatapan.
Secara serentak sejoli itu menerbitkan senyum manis. Kecupan teramat dalam sebagai bentuk afeksi berlabuh di dahi.
"I love you, Kinara," ucapan cinta begitu tulus mengudara setelah Kinan mengecup dahi wanitanya.
Senyum indah kembali terukir. "I love you more, Kinan," sahut Kinara sama tulusnya seperti ungkapan sang suami.
Pria itu mengulas senyum sembari melepas penyatuan, ia membaringkan tubuh di sebelah Kinara, tangannya terulur menarik selimut menutupi tubuh nir busana mereka.
Rasanya masih sama. Gelora bercinta masih sama seperti saat pertama kali mereka melakukan pembauran. Masih sangat mendebarkan, masih selalu menghadirkan kupu-kupu berlarian di perut, dan masih mendatangkan gairah panas bersarang dalam tubuh.
"Kamu selalu buat aku takjub." Pria itu mengelus wajah Kinara. Memanjakan netranya dengan memandangi wajah jelita sang istri.
Memuji Kinara setelah cumbuan panas sudah menjadi kebiasaan Kinan. Pria itu tak lelah mengutarakan betapa luar biasa memukau istri jelitanya.
Kinara menanggapi dengan senyum, lalu menenggelamkan kepala di dada bidang sang suami.
"Aku selalu suka dipeluk seperti ini, Mas."
Kinan tersenyum, lalu mengecup puncak kepala Kinara. "Aku selalu suka memeluk kamu seperti ini." Pria itu mengeratkan dekapan, tangannya mengelus lembut punggung polos sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSWEET [TAMAT]
RomansaCerdas di bidang akademis, belum tentu cerdas perihal asmara. Terlalu bodoh dan abai pada perasaan sendiri. Padahal debaran jantung tak pernah bohong saat menghabiskan waktu berdua. Desiran darah pun selalu bergejolak tiap-tiap jemari saling bertaut...