33. Everything's Alright

5K 212 31
                                    



🍒🍒🍒

"Mau saya anterin sampai ke atas, Mbak?" Tanya Ricky –pengawal sekaligus sopirnya Kinara– saat Bentley Bentayga milik Kinan berhenti di basement apartemen.

"Di sini aja, Pak. Kalau udah di basement udah aman, kok," jawab Kinara ramah sembari melepas sabuk pengaman.

Pagi hari tadi ia ada agenda rapat bersama pihak Nona Indonesia membahas progres gaun yang dikerjakan wanita itu, namun dikarenakan banyak wartawan yang masih berkumpul di depan gedung apartemen, Kinan meminta Kinara memakai Bentley pria itu agar sang istri tak dikejar wartawan. Para wartawan sudah hafal betul mobil yang sering dikendarai Kinara.

"Makasih ya, Pak. Selamat istirahat," ucap Kinara sebelum turun dari mobil.

"Sama-sama, Mbak Ara."

Wanita itu segera turun dari mobil, melangkahkan kaki memasuki apartemen.

"Hai, My Wife ...."

Kinara menoleh ke asal suara. Ia tersenyum lebar sekali, ingin berteriak histeris rasanya.

Wanita itu tak sengaja berpapasan dengan Kinan di lantai dasar.

"Hai, Suami." nada suara Kinara terdengar begitu riang. Rasa lelah karena seharian disibukkan dengan pekerjaan menguap begitu saja setelah melihat sosok pria yang dicintainya.

Ia menahan diri untuk tak berhambur ke pelukan sang suami. Melihat Kinan yang sudah rapi dengan balutan baju koko serta kain sarung itu artinya Kinan sudah berwudu, pria itu hendak melaksanakan ibadah salat Magrib.

"Aku ke musala dulu, ya," pamit pria itu pada sang istri.

Kinara menganggukkan kepala seraya mengukir senyuman manis.

"Sampai ketemu di atas, Mas."

"Sampai ketemu, Sayang. I miss you."

🍒🍒🍒

Kinan memasuki apartemen setelah selesai melaksanakan salat Magrib berjamaah di musala yang terletak di lantai dasar.

Kaki pria itu melangkah ke arah kamar, membuka pintu berwarna hitam itu, dan mendapati istrinya tengah menggelar sejadah.

"Udah selesai, Sayang?"

"Eh, udah balik? Aku baru mau mulai, Mas."

"Aku imami mau?" tanya pria itu lembut.

Kinara mengangguk cepat. Ia sungguh bahagia salat bersama suaminya. Selama hampir satu minggu menikah, jika ada kesempatan mereka berusaha agar melaksanakan salat berjamaah. Baik berjamaah di musala atau berjamaah di unit apartemen, tentunya setelah Kinan melakukan salat berjamaah di musala.

Pria itu tak merasa keberatan harus melaksanakan salat dua kali. Hatinya begitu bahagia bisa mengimami sang istri.

"Yuk," ajak Kinara setelah selesai menggelar sejadah untuk Kinan.

"Yuk."

Kinan dan Kinara mengambil saf mereka masing-masing, kemudian pria itu mulai mengangkat tangan sembari bertakbir, detik berikutnya diikuti sang istri.

Keduanya melaksanakan salat dengan begitu khusyuk hingga Kinan mengucapkan salam, tanda salat telah selesai.

Pria itu memimpin doa; memohon ampun, meminta kesehatan, serta memohon keharmonisan untuk rumah tangga mereka.

Rasa hangat dan haru tak henti-hentinya menyelimuti hati Kinara.

Ia begitu bersyukur memiliki Kinan di hidupnya, begitu bersyukur Kinan mengisi hatinya, dan begitu bersyukur Kinan menjadi pendamping hidupnya.

FRIENDSWEET [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang