———
🍒🍒🍒
Pagi ini langit tampak begitu cerah, semangat Kinan untuk jogging semakin bergelora, namun kali ini ia tidak sendirian, Karina berlari santai tepat di sampingnya.
Sudah 45 menit ia dan Karina lari santai di sekitar taman komplek perumahan elit itu, selama olahraga Karina masih berusaha keras melakukan aksinya untuk mengambil hati Kinan, namun lagi-lagi Karina harus menelan kecewa karena respon datar lelaki itu.
"Gue mau duduk di sini dulu, kalau lo mau balik duluan gak apa-apa," ujar Kinan, kemudian mendudukkan dirinya di bangku taman, tempat Kinan biasa mengistirahatkan diri.
"Enggak dong, Kak. Aku ikut Kakak aja," jawab Karina sembari tersenyum, lalu mendaratkan bokong di bangku taman berbahan baku besi itu.
Kinan mengeluarkan gawai dari saku celana, mencari nama Kinara, lalu mulai menelepon gadis itu. Hingga panggilan ketiga, Kinara tak juga mengangkat telepon Kinan. Padahal lelaki itu ingin menanyakan jam berapa gadis itu sampai di rumah karena kemarin bukan Kinan yang mengantar Kinara pulang usai makan siang, melainkan Danil.
Mengingat nama pemuda itu, Kinan langsung memijat dahi, kepalanya mendadak pusing.
"Nelfon siapa, Kak?"
"Kinara," jawab Kinan singkat, ia masih berusaha menghubungi sahabatnya.
"Ya, Kinan?"
"Dari tadi telfon kamu sibuk terus, Naeshvari."
"Oh, iya, sorry. Tadi Danil nelfon aku."
"Pagi-pagi banget?"
"Iya. Dia mau anter sarapan katanya."
"Oh."
"Kamu lagi ngapain?"
"Jogging."
"Oh."
Hening.
"Kak Kinan, nanti sore temeni aku ke supermarket, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSWEET [TAMAT]
RomanceCerdas di bidang akademis, belum tentu cerdas perihal asmara. Terlalu bodoh dan abai pada perasaan sendiri. Padahal debaran jantung tak pernah bohong saat menghabiskan waktu berdua. Desiran darah pun selalu bergejolak tiap-tiap jemari saling bertaut...