FRIENDSWEET [TAMAT]

18. Pacar Pertama

_______________

🍒🍒🍒

Untuk ketiga kalinya Kinan membawa Karina ke lokasi syuting. Ralat, lebih tepatnya Karina yang merengek meminta ikut ke lokasi syuting.

Gadis itu terlihat memasuki ruang istirahat seorang diri, tak ada Kinan ataupun Ko Andra di sisinya. Ia segera melipir ke kamar, menutup pintu kamar, lalu menguncinya, tak memedulikan tatapan Kinara padanya.

"Hai, Kak. Lama gak ketemu. Kemarin aku kemari, tapi Kak Kinara lagi gak di sini."

"Ada apa, ya?" Kinara tak sudi berbasa-basi dengan gadis itu.

"Aku cuma mau ucapin terima kasih sama Kak Kinara karena udah kasih aku kesempatan untuk lebih dekat dengan Kak Kinan."

Kinara tersenyum hambar. "Ralat. Kamu yang paksa aku untuk jauhi Kinan kalau-kalau kamu lupa."

Karina memutar bola matanya. "Ya, apa pun itu. Makasih. Sekarang aku jadi beneran dekat dengan Kak Kinan. Tinggal selangkah lagi, Kak Kinan pasti bisa mencintai aku."

Kinara mengangguk sambil tersenyum, senyuman begitu manis, tapi tentu saja bukan senyuman tulus. "Aku harap juga begitu. Well, kalau udah gak ada hal lain yang ingin kamu sampaikan, tolong keluar, ya. Aku masih banyak kerjaan." Kinara masih sama, suaranya masih terdengar lembut, namun terkesan begitu dingin.

"Oke."

Kinara mengembuskan napas kasar sambil menyugar rambutnya yang tergerai. Gadis itu mendudukkan diri di sofa, ia menutup wajah dengan kedua telapak tangan. Berkali-kali gadis itu memberi sugesti pada diri sendiri agar tetap tenang.

Sekelebat tentang kejadian beberapa pekan lalu berputar diingatannya. Sehari setelah pertama kali Kinan membawa Karina ke lokasi syuting, gadis muda itu mendatangi Kinara ke butik. Tak pakai basa-basi, Karina langsung menyatakan tujuan kedatangannya siang itu, alasan yang membuat Kinara memaksakan diri untuk menjauhi Kinan.