21 Need

6.6K 373 52
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang kangen Kaivan dan Mega??

Sorry banget udah ditinggalin 3 bulan lebih ya guys. Ada kesibukan yg nguras energi dan pikiran soalnya. Kita kalo nulis kan butuh mood yg bagus biar hasilnya sesuai ekspektasi, jadi Author tunggu sampe mood nulis balik lagi deh.

Kali ini chapter baru muncul. Dan kalian bisa lanjut menikmati kisah Kaivan dan Mega nih.

Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading.

*
*
*

Kaivan membuka matanya perlahan, ia menatap bantal di sebelahnya yang tampak kosong dan dingin. Tentu saja karena penghuni area kosong di sebelahnya sedang tidak ada.

Sudah terhitung 5 hari sejak Mega pergi ke luar negeri, dan sudah 5 hari pula ia tidak pernah lagi mendengarkan suara istrinya itu.

Kaivan menghela napas dan beranjak bangun untuk bersiap. Pandangannya tertuju pada meja kerja Mega yang kini telah rapi. Meja itu rapi karena Kaivan yang merapikannya karena tidak tahan melihat meja berantakan yang ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya.

Kaivan memasuki kamar mandi dan bersiap untuk mandi. Pandangannya tertuju pada sikat gigi berwarna hitam yang bertengger dengan manis di tempat sikat gigi. Sudah menjadi kebiasaan Kaivan untuk memandangi sikat gigi itu sejak 5 hari ini.

Kaivan memasuki ruang ganti yang terdapat banyak sekali baju dan aksesoris Mega di dalamnya. Ia mengambil pakaian yang akan dipakainya sambil menatap barisan tas bermerk koleksi Mega yang tersusun rapi di lemari. Kaivan mengalihkan pandangannya dengan malas karena terus-terusan memandangi sesuatu yang tidak penting.

Kaivan turun untuk sarapan bersama anggota keluarga yang lain. Sudah menjadi rutinitas untuk sarapan bersama seluruh anggota keluarga di rumah ini sejak ia menginjakkan kaki di sini.

"Pagi Kaivan." sapa tante Anita dengan senyum ramahnya.

"Pagi." balas Kaivan dengan sopan.

"Gimana tidur kamu? Nyenyak?" tanya tante Anita.

"Saya tidur dengan baik Tante." jawab Kaivan sopan.

"Ah gitu, kirain kamu nggak bisa tidur karena kangen sama istri kamu. Istri kamu itu emang gila kerja, padahal kalian baru nikah, masa suaminya ditinggalin gitu aja." ujar tante Anita membuat Kaivan hanya tersenyum sopan menanggapinya.

"Mungkin suaminya nggak dianggap penting Ma." sahut Adam yang baru saja bergabung di meja makan.

Kaivan yang sedang memegang sendok sontak terhenti dan melirik pada suara menyebalkan yang baru saja bersuara.

"Ngomong apa sih kamu Dam. Kalo nggak penting nggak mungkin sampe hamil gitu dong." ujar tante Anita sambil makan.

"Eh iya, kamu udah ngingetin Mega biar nggak kecapekan kan? Masih muda lo kandungannya." tanya tante Anita lagi pada Kaivan.

"Mega tau mana yang terbaik buat dirinya sendiri Tan." jawab Kaivan terdengar ramah.

"Bagus deh kalo gitu, dia anaknya suka nggak mau nurut kalo dibilangin soalnya. Padahal jadwalnya masih lama, kapan dia rencana pulangnya Dam?" ujar tante Anita dan malah menanyakan kepulangan Mega pada Adam.

"Seminggu lagi baru selesai Ma, tenang aja besok kan aku susulin dia, biar nggak kecapekan sendiri nanti." ujar Adam sambil menatap Kaivan yang tampak berhenti dari kegiatannya. Adam tampak tersenyum miring.

My Powerful Wife (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang