34 Where are You Now?

3.3K 320 41
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Ada yang nungguin kisah Kaivan dan Mega???

Hari senin waktunya update tentang pasutri konflik satu ini yaww. Yang udah gak sabar. Sebelum baca jangan lupa VOTE dulu sebagai syarat baca ya.

Terimakasih kepada pembaca yang udah mengantarkan My Powerful Wife menjadi salah satu di top 5 eBook terlaris by Eternity Publishing bulan Februari kemaren guys. Yg belum punya yuk kepoin 😉

Kita masuk aja sekarang, Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Kaivan tampak sedang berbicara serius dengan seseorang melalui telepon. Raut wajahnya mengeras tampak tidak senang dengan informasi yang ia dapatkan.

"Maksud Anda apa?" tanya Kaivan cukup kesal.

"..."

"Kalau istri saya tidak pernah keluar kota atau keluar negeri terus ada dimana dia sekarang?" tanya Kaivan emosi.

"..."

"Saya sudah cari kemanapun keliling kota, kalau saya ketemu juga nggak perlu saya minta bantuan Anda," ucap Kaivan keras.

"..."

Kaivan tampak menghela napas berat. Ia memejamkan kedua matanya sejenak untuk meredakan emosi dan berpikir dengan jernih. Menyelesaikan masalah dengan emosi sama sekali tidak berguna.

"Baiklah, saya benar-benar minta bantuan Anda, saya mohon Pak, tolong cari dimana keberadaan istri saya sekarang," ucap Kaivan dengan intonasi yang lebih tenang. Kali ini dia berucap dengan tulus.

"..."

"Iya, segera kabari saya kalau ada titik terang ya Pak," ujar Kaivan lagi.

"..."

"Baiklah, terimakasih Pak," ucap Kaivan sebelum akhirnya menutup sambungan.

Pandangan Kaivan beralih ke pemandangan dibalik jendela rumahnya. Sudah hampir 1 bulan ia tidak menemukan keberadaan istrinya. Jangan tanya apa saja yang sudah ia lakukan untuk mencari Mega karena pria itu sudah melakukan semuanya. Ia pergi dari hotel ke hotel, penginapan, dari kafe ke kafe, dari gedung ke gedung, seluruh area perkotaan, bahkan sampai mencari ke pinggiran kota yang tidak mungkin dijamah istrinya.

Namun dari semua hal itu ia masih belum menemukan dimana keberadaan istrinya. Mega benar-benar hilang bagai ditelan bumi. Sudah berulang kali Kaivan meneror dan mengancam Gavin untuk memberitahukan dimana keberadaan Mega, tapi asisten sekaligus sekretaris istrinya itu tidak mengetahui apapun. Belum lagi Garendra yang justru ikut menghilang sekarang.

Kaivan sudah pernah menyambangi kediaman Sanjaya seminggu setelah ia pergi meninggalkan rumah itu dengan emosi. Tapi hal yang tidak pernah terpikirkan terjadi, karena saat itu kedatangannya justru ditolak oleh satpam penjaga rumah itu. Mereka bilang Kaivan tidak boleh masuk. Hal yang sungguh menyulut amarahnya sampai ke tulang saat itu.

Tidak hanya sekali, Kaivan datang berkali-kali sampai para penjaga rumah itu kasihan melihat usaha salah satu majikannya. Mereka mengatakan kalau Garendra tidak ada di kediaman sehingga Kaivan tidak perlu lagi datang hanya untuk bertemu dengan Garendra. Sejak saat itu Kaivan benar-benar kesal dengan ayah mertuanya itu.

Sampai sekarang Kaivan masih belum menemukan titik terang dimana keberadaan istrinya. Bahkan ia sampai harus menyewa jasa seorang detektif. Namun usahanya belum membuahkan hasil juga sampai sekarang.

"Bang, makan dulu," ujar Haidar yang datang melihat kakaknya. Pemuda itu sudah kembali ke kota untuk berkuliah sejak seminggu yang lalu dan kaget melihat kondisi kakaknya yang kacau.

Kaivan sudah menceritakan semua hal yang menimpanya kepada adiknya karena Haidar benar-benar memaksa sampai memukulnya kala itu. Bagaimana tidak? Berhari-hari Kaivan tidak bekerja dan selalu keluar pagi-pagi sekali lalu kembali larut malam. Belum lagi wajah kusut dan lelah yang tidak pernah hilang. Apalagi hal yang paling membuat Haidar heran adalah tidak adanya keberadaan kakak iparnya di rumah mereka. Dan setahunya Kaivan sudah tinggal bersama Mega sebelumnya, kenapa malah kembali ke rumahnya dengan kehidupan kacau seperti ini?

"Nanti," jawab Kaivan tanpa menoleh kepada sang adik. Tatapannya masih mengarah kepada beberapa gedung pencakar yang terlihat dari sini, menerawang jauh.

Haidar yang melihatnya hanya menghela napas. Kakaknya sangat berubah sejak ia kembali ke kota. Biasanya Kaivan selalu disiplin menyiapkan makanan dan bekerja tepat waktu. Tapi kali ini pria itu benar-benar kacau.

***

Sementara di suatu ruangan rawat, tepatnya di atas ranjang rumah sakit, perlahan tapi pasti kedua kelopak mata yang indah mulai terbuka. Kedua mata indah itu terbuka dengan begitu pelan. Mega Sanjaya telah tersadar dari komanya.

Pandangan Mega hanya terlihat langit-langit ruangan yang berwarna putih. Wanita itu mencoba menggerakkan kedua tangannya yang terasa begitu lemas hingga membuatnya menyerah dan memfokuskan pandangannya sejenak.

Perlahan tapi pasti ingatan-ingatan yang terjadi sebelum dirinya membuka mata sekarang mulai menyeruak masuk ke dalam kepalanya. Ingatan-ingatan yang membuatnya muak dengan hidupnya sendiri sampai akhirnya sebuah ingatan yang memperlihatkan wajah tersenyumnya begitu sumringah mampir ke pikirannya. Ingatan tentang bagaimana dirinya bertemu seorang pria lalu mulai mengejar pria itu dengan berbagai cara sampai akhirnya mereka bersama. Ingatan tentang hal-hal indah yang mereka lakukan bersama. Ingatan tentang seorang pria yang dengan jelas terekam di kepalanya.

"Ka..ivan," gumam Mega sangat pelan, nyaris tak terdengar.

***

Satu Tahun Kemudian

Hari-hari terus berlalu. Waktu terus berjalan tanpa memberikan kesempatan bagi Kaivan untuk sekedar beristirahat dan bermimpi, atau menjalani hidupnya dengan benar. Tak terasa satu tahun telah berlalu semenjak Mega pergi dari rumahnya dan sampai sekarang tak pernah kembali.

Terlihat Kaivan sedang memberikan penanganan intensif kepada satu pasien. Raut wajah pria itu terlihat datar dan dingin. Hal yang membuat beberapa perawat merasa segan untuk mendampingi Kaivan bertugas. Belum lagi sang pasien yang merasa tertekan karena dirawat oleh pria yang terlihat menyeramkan. Namun beberapa orang tidak mempermasalahkan sikap Kaivan, karena mereka sendirilah yang ingin mendapatkan perawatan dari dokter terbaik.

"Jangan melakukan yang tidak perlu dan rutin minum obat," ucap Kaivan mengakhiri sesi perawatannya setelah menjelaskan beberapa hal.

"Baik Dok," ucap keluarga pasien. Namun hal itu tidak membuat Kaivan puas karena pandangannya masih menatap si pasien dengan lekat.

"Baik Dok," jawab pasien dengan sedikit takut. Entah ada apa dengan dokter yang menanganinya. Seperti tidak pernah bahagia dalam hidupnya. Membuatnya takut saja.

[Sebagian chapter telah dihapus. Baca kelengkapan ceritanya hanya di ebook yang tersedia di Google Play.
Link pembelian ada di bio profil author.
Yuk baca kelengkapannya sekaligus support author untuk terus berkarya 😊]

My Powerful Wife (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang