31 Angry

4.5K 336 32
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang nungguin Kaivan dan Mega??

Udah penasaran akut? Sebelum baca ayo VOTE dulu biar gak kelupaan ya.

Yg udah gaksabar baca kelanjutannya bisa baca eBooknya. Tersedia di Google Play dan cara bacanya ada di part setelah ini judulnya Surprise! Btw author mau kasih info kalo eBook My Powerful Wife sekarang udah ada di eBook terlaris Google Play. Jadi kalo yg gak nemu bisa lihat di sini aja nih. Sekarang di nomor 18.

Nah sok yg gak nemu dari kemaren, langsung aja cek sekarang ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah sok yg gak nemu dari kemaren, langsung aja cek sekarang ya...

Oke sekarang kita mulai aja. Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading.

*
*
*

"Pak Garendra menemukan surat kontrak Ibu dan Pak Kaivan," jawab Gavin membuat jantung Mega serasa mau copot.

Jder!

Bagaikan mendengar suara petir, kedua mata Mega langsung melotot mendengar ucapan Gavin.

"Kamu jangan bercanda Vin! Surat itu aku simpen dalam brankas. Nggak mungkin sampe ketauan Papa!" ucap Mega syok.

"Saya juga nggak tau Bu, kemarin malam Pak Garendra menelpon saya sambil marah-marah, saya coba hubungi Ibu tapi sama sekali nggak aktif," balas Gavin ikut panik.

"Tunggu-tunggu, maksud kamu Papa tiba-tiba tau sendiri gitu?" tanya Mega dengan pikiran berkemelut.

"Saya nggak tau Bu, nggak ada sesuatu yang aneh sejak kemarin pagi, tapi malamnya tiba-tiba beliau tau," balas Gavin sama bingungnya dengan Mega. Mega bahkan sudah berpikir mengapa kejadian ini bisa terjadi? Apa yang menyebabkan ayahnya sampai tau mengenai masalah ini?

"Bu, Pak Garendra bilang kalau Ibu tidak segera menemuinya jabatan Ibu akan dicopot hari ini juga," lanjut Gavin dengan tidak enak.

"APA! KAMU GILA?" pekik Mega kaget.

"Saya serius Bu, makanya saya langsung menyusul Ibu ke sini hari ini juga, karena Ibu sama sekali nggak bisa dihubungi," jawab Gavin masih panik.

"Nggak bisa nggak bisa, nggak bisa dibiarin! Papa nggak bisa ngelakuin itu gitu aja! Gavin kita pulang sekarang!" ucap Mega dengan pikiran berkecamuk.

"Baik Bu," jawab Gavin yang langsung menghidupkan mesin dan menjalankan mobilnya.

Mereka sama sekali tidak ingat dimana mereka berada. Berita mengejutkan yang dibawa Gavin membuat pikiran Mega hanya tertuju pada satu hal, yaitu menemui ayahnya sekarang juga. Ia sama sekali tidak ingat kalau ia datang ke sini bersama suaminya, dan bahkan tidak ingat dengan ayah dan ibu mertuanya. Gavin juga sama halnya dengan Mega. Ia datang ke sini terburu-buru untuk menyampaikan berita ini, dan langsung menuruti apapun keputusan Mega tanpa memikirkan hal lainnya.

***

Kaivan yang sejak tadi menunggu Mega masuk kembali ke dalam rumah dengan perasaan kesal pun dibuat terdiam saat mendengar deru mobil yang meninggalkan kawasan rumahnya.

Tidak hanya Kaivan, orang tua dan adiknya pun ikut terkejut ketika mendengar suara mobil yang semakin menjauh itu.

"Loh Bang? Kok kayaknya mobilnya pergi? Tapi kok Kak Mega belum masuk lagi?" tanya Haidar bingung.

Sementara Kaivan justru terpaku di tempatnya. Kedua orang tua Kaivan pun hanya bisa saling pandang. Melihat Kaivan yang hanya diam pun membuat Haidar melangkah keluar. Ia melihat mobil Mega memang sudah pergi meninggalkan rumahnya, tapi tak ada tanda-tanda kehadiran Mega di sekitar sini. Haidar pun kembali masuk ke dalam rumahnya.

"Bang! Kak Mega nggak ada dimana-mana. Kayaknya ikut pergi deh," ucap Haidar melaporkan situasi.

Mendengar ucapan Haidar membuat Kaivan yang sedari tadi membeku pun langsung tersadar. Ia segera keluar dan menemukan tidak ada lagi mobil Mega di sana, berikut orangnya juga. Ia segera kembali masuk ke dalam rumah.

"Van ada apa sebenernya?" tanya ayah Kaivan bingung.

"Iya, kok Mega pergi gitu aja? Dia nggak papa kan? Ibu hamil harusnya nggak bepergian terlalu lama Van," sambung ibu Kaivan yang merasa cemas dengan menantunya. Karena baru kemarin Mega melakukan perjalanan jauh dan hari ini sudah kembali pergi.

Perkataan ibunya membuat Kaivan meneguk ludahnya. Ya memang orang tuanya mengira Mega tengah hamil. Dan dari tingkah polah Mega akhir-akhir ini, Kaivan merasa kalau istrinya memang sudah hamil, hanya saja ia belum memeriksakan Mega ke rumah sakit. Namun apabila dugaannya benar, maka ia tidak bisa membiarkan istrinya pergi begitu saja. Tubuh Mega akan sangat kelelahan nantinya.

"Pak Buk, sepertinya ada sesuatu yang mendesak di kantor Mega, Ivan langsung nyusulin dia aja ya, takut dia kenapa-napa di jalan," ucap Kaivan dengan cepat.

Mendapat anggukan dari kedua orang tuanya, Kaivan langsung bergegas mengemasi seluruh barang bawaannya bersama Mega yang bahkan belum semuanya dibongkar. Ia menyiapkan semua itu dengan cepat dan langsung bersiap-siap untuk berangkat.

"Pak Buk, Ivan berangkat dulu ya," ujar Kaivan sambil menyalimi tangan kedua orang tuanya.

"Hati-hati di jalan Nak, jaga istri kamu," pesan ibunya yang masih khawatir.

Kaivan mengangguk dan memeluk sekilas ayah dan adiknya. Setelahnya ia segera memasuki mobilnya dan segera pergi meninggalkan kawasan rumahnya. Semoga saja ia bisa mengejar mobil Mega yang tadi melaju dengan cepat.

***

Kaivan melaju dengan cepat di jalan raya. Matanya dengan awas menatapi kendaraan di depannya, mencari mobil istrinya dengan cermat. Namun selama 30 menit ia menempuh perjalanan tidak ia temukan kendaraan yang bahkan mirip dengan mobil istrinya. Sepertinya Gavin mengemudi begitu cepat. Awas saja jika nanti Mega kenapa-napa dibuatnya, akan ia jauhkan Gavin dari istrinya.

Setelah cukup kesal dengan Gavin yang tidak terlihat dimanapun Kaivan melihat, kesabaran pria itu kembali diuji saat melihat banyaknya mobil berhenti di depannya. Ia yang sedang kesal pun terpaksa menghentikan mobilnya karena mobil di depannya juga berhenti. Terlihat antrian yang cukup panjang di depannya. Kaivan berdecak kesal lalu menurunkan kaca mobilnya untuk bertanya pada salah satu orang yang juga sedang berdiri di pinggir jalan.

"Mas ada apa ya? Kenapa mendadak macet?" tanya Kaivan pada orang di sana.

"Ada kecelakaan di depan Mas, truk lawan sedan, truknya oleng terus jatuh miring melintang di jalanan, makanya macet," jawab orang itu yang membuat kedua mata Kaivan langsung membola.

[Sebagian chapter telah dihapus. Baca kelengkapan ceritanya hanya di ebook yang tersedia di Google Play.
Link pembelian ada di bio profil author.
Yuk baca kelengkapannya sekaligus support author untuk terus berkarya 😊]

My Powerful Wife (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang