M&M. Adita Dara

41 6 1
                                    


Teruntuk mawar yang melindungi dirinya dengan duri.

••••

"DITA GAK MAU SEKOLAH MIH."

"HEI, DITA, MAU KEMANA KAMU."

"DITA, GAK, MAU, SEKOLAH, MIH."

Akhirnya, gadis remaja berusia tujuh belas tahun itu berhenti dari langkah cepatnya, berbalik untuk menghadap sang ibu.

"Udah berapa kali Dita harus bilang, kalo Dita gak mau sekolah. Mami ngerti gak sih, omongan Dita?!!" Ucapnya menegaskan dengan menyorotkan mata tajamnya.

"Mami tanya, kenapa kamu gak mau sekolah, hah?" Tanya wanita lebih tua di sana, dengan menyilangkan kedua tangan beserta dagu yang terangkat.

Adita. Gadis itu terdiam. Menahan detak jantungnya yang memburu nafasnya kencang-kencang. Mengepalkan kedua tangan dengan emosi yang menggebu. Gadis itu muak sudah dengan semua pernyataan yang selalu membuat hatinya terluka. Tak cukup sudah semua makian berserta cemoohan dari teman-teman sekolahnya. Ia selalu tertekan.

"Mami pernah rasain gak, gimana rasanya jadi anak yang lahir tanpa seorang ayah?" Adita berucap tenang, namun penuh penekanan. "Mami pernah, berada di lingkungan yang selalu di cap sebagai anak haram--MAMI PERNAH? HAH? PERNAH GAK? TAHU GAK GIMANA RASANYA JADI DITA YANG SETIAP HARI DI PANDANGAN JELEK SAMA ORANG-ORANG DI LUAR SANA CUMA KARENA KESALAHAN MAMI." Nadanya semakin membentak. "MAMI GAK AKAN PERNAH TAHU GIMANA RASANYA JADI DITA! MAMI GAK AKAN PERNAH TAHU--KENAPA HARUS DITA YANG NANGGUNG KESALAHAN DAN SEMUA DOSA-DOSA MAMI DI MASA LALU, KENAPA HARUS DITA?!!" Gadis itu berhenti menunjuk-nunjuk dirinya.

Adara terdiam, menunduk, menahan sakit mendengar pernyataan dari putrinya.

"Mami gak tahu gimana rasanya jadi anak yang gak pernah di terima di semua lingkungan." Gadis remaja itu kembali berucap dengan pelan. "Mami gak pernah tahu gimana rasanya di bully habis-habisan di sekolah, gimana rasanya gak punya temen dari kecil, gak pernah tahu rasanya di omongin sana sini sama anak-anak sekolah. Mami gak pernah ta--"

"Mami tahu Dita, mami tahu." Sahut Adara kembali menatap putrinya.

"MAMI GAK TAHU." Balas Dita dengan berteriak.

"JANGAN BERTERIAK ADITA!" Peringat Adara dengan nafas yang sama-sama memburu. 

Remaja gadis itu memilih melengos pergi tanpa kembali berkata. Sudah cukup pertengkaran mereka hari ini. Adita sudah sangat muak dengan maminya itu.

Drtt

Di tengah heningnya suasana yang tertinggal, suara dering ponsel Adara memecahkannya.

"Hallo?"

Tanpa basa-basi di sebrang sana, suara dari kepala sekolah tempat putrinya belajar langsung membicarakan apa maksudnya.

••∞••

Pukul 21. 32 malam, belum juga Adara menemukan putri satu-satunya itu kembali ke rumah. Ntah pergi kemana anak gadis itu, masih keluyuran di jam malam seperti ini.

"Aku memang harus kasih Dita pelajaran biar anak itu--"

Cklek

Broken Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang