Teruntuk kita yang saling menyakiti
••••
Gadis itu meloncat turun dari atas motor KLX milik Adit. Ia sempat memalingkan wajahnya ke kanan kiri guna menghilangkan rasa pegalnya.
"Udah ngantuk?"
Dita menggumam sebentar untuk pertanyaannya. "Lumayan, ... " Jawabnya.
"Lampu rumah lo kayanya belum pada di nyalain, Mami lo belum pulang ya?" Tanya cowok itu lagi, membuat Dita menengok rumahnya sejenak.
"Yah mungkin." Jawabnya.
"Mau gue temenin dulu?" Tawar Adit.
"Gak usah. Lo balik kerumah aja. Paling bentar lagi mami gue pulang." Jawaban gadis itu membuat Adit mengangguk dan segera berbalik ke rumahnya yang berada tepat di sebrang.
"Selamat malam Ta." Cowok itu memilih mendorong motornya begitu saja menuju rumahnya, agar tak bising.
Kembali, Dita masuk kedalam rumahnya yang masih dalam keadaan serba gelap. Ia segera menyalakan satu persatu lampu di rumah. Tak langsung pergi ke kamar, gadis itu memilih duduk di sofa untuk merentangkan tubuhnya--menunggu.
Di lain sisi, Adit menaruh motornya pada garasi yang masih terbuka. Cowok itu memasuki rumahnya lewat pintu garasi yang terhubung kedalam rumah.
"Abang."
Sedikit terkejut mendapatkan kehadiran Ika, akhirnya cowok itu bertanya. "Ika belum bobo?" Tanyanya berbisik.
"Abang juga kenapa belum bobo?" Anak kecil itu balik bertanya.
"Abang kan habis dari luar, habis main." Jawabnya masih mempertahankan suara pelannya. "Mama mana? Udah tidur?" Tanyanya lagi, membuat adiknya itu mengangguk. "Kalo papa?" Gadis kecil itu kembali mengangguk.
"Abang pulang main malem banget. Giliran Ika masih sore aja harus cepet pulang, kalo enggak di marahin mama." Adu anak kecil itu merasa tak seimbang.
"Abang kan udah gede." Jawabnya menggiring Ika berjalan kembali menuju kamar mereka yang bersebelahan.
"Ika kan juga udah gede." Protes anak kecil itu.
"Kata siapa?" Mereka tepat berhenti di ujung anak tangga. "Kalo gede itu, tinggi kaya Abang, emang Ika udah tinggi?" Tanyanya, dan anak kecil itu menggeleng. "Tadi Ika lagi ngapain di dapur sendiri?" Tanyanya lanjut berjalan.
"Habis minum, Ika haus."
Adit hanya mengangguk-angguk, tepat berada di depan kamar, mereka kembali berhenti. "Cepet Ika masuk kamar, terus bobo. Jangan lupa mimpi indah yah." Tangannya ia gunakan untuk mengelus puncak kepala adiknya sejenak.
"Abang juga cepet bobo, mimpi indah juga ya. Selamat malam." Ujarnya balik, lalu segera masuk kedalam kamar.
"Selamat malam." Ucap Adit juga, walaupun adiknya sudah lebih dulu tertelan pintu di sebelah kamarnya. Sama seperti adiknya, ia juga turut memasuki kamarnya.
••∞••
Tak ada alasan untuk dirinya tidak marah ketika melihat maminya baru pulang larut sekali. Ia sudah menunggu bosan duduk di ruang utama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Girl
Teen FictionGADIS RUSAK Gadis yang patah, dia duduk sendirian, Kenangan telah membanjiri, Dia ingin merangkak ke dalam lubang, Dia tidak tahu harus mulai dari mana. Dia menangis dalam hati, sedikit hancur lagi. Dia berusaha keras untuk bernapas. Dia merasakan a...