Teruntuk hati dan pikiran, tolong bekerjasama lah.••••
"Wah, kurang ajar."Dita sudah tidak bisa hanya diam saja saat melihat benar siswi itu berusaha di sentuh oleh Eilan, abang mantannya Adit. Berusaha ia mendekati pintu gudang, dengan kekuatan tenaga dalamnya ia berusaha menendang keras pintunya, namun tidak terbuka. Sedangkan Eilan dan siswi yang di dalam terkejut mendapati suara gubrakan dari pintu.
"WOY. BUKA PINTUNYA!"
Kedua tangan Dita ia gunakan untuk menggedor keras-keras pintu itu agar di buka dari dalam.
"KALO KALIAN ENGGAK KELUAR, GUE BAKAL LAPORIN KALIAN KE GURU."
DUG DUG
"CEPET BUKA PINTUNYA! WOY!"
Eilan yang berada di dalam mendecak keras karna sungguh kesal. Siapa orang yang sudah dengan berani menghentikan tindakannya. Sungguh sial. Eilan dengan langkah besarnya langsung membuka pintu dari dalam yang sempat ia kunci tadi.
Ketika pintu sudah terbuka, Dita bersiap siaga dengan posisi kuda-kudanya. Ia sudah siap jika harus baku hantam dengan cowok itu, walaupun ia tidak memiliki kemampuan bela diri sama sekali.
"APA LO, LIAT GUE." Mulai Dita berusaha terlihat berani.
Sedangkan Eilan, cowok itu sudah menggeram kesal menahan amarahnya yang memuncak. Kedua lengannya mengepal kuat, menyorot gadis di depannya yang sok sekali. Sempat ia tolehkan kepalanya kebelakang untuk melihat siswi yang bernama Anye itu, lalu kembali menatap Dita dengan amarah.
Dita sedikit mengundurkan kepalanya saat Eilan dengan sengaja mendekatkan kepalanya, berbisik di samping telinganya dengan Geraman tertahan.
"Gue tandain, lo."
Setelahnya, Eilan pergi begitu saja tanpa melihatnya lagi. Dita akhirnya bernapas dengan lega, saat cowok itu tidak menghajarnya.
"Lo gak papa?" Dita dengan segera menghampiri siswi yang masih berada di dalam. "Lo ada masalah apa sama cowok itu?" Tanyanya lagi.
Perempuan yang berada di depannya hanya diam menggeleng, tak mau menjawab sama sekali pertanyaannya barusan. Padahal, Dita sudah menolongnya.
"Sebaiknya kita keluar, jam istirahat udah mau habis." Umum Dita padanya.
"Makasih ya udah nolongin." Ucap siswi itu sebelum akhirnya Dita mengangguk dan berjalan keluar bersama.
"Nama Lo siapa?" Tanya Dita saat mereka menuruni anak tangga.
"Anyelin, panggil aja Anye." Jawabnya tersenyum.
"Gue Dita." Umum gadis itu juga sambil berusaha tersenyum. "Lo anak kelas berapa?" Tanyanya.
"Kelas sebelas."
"Eh, kita seangkatan ternyata?" Ucap Dita setengah terkejut, senang juga mendapatinya.
"Anak baru ya?" Tanya Anye tersenyum lembut. "Soalnya aku agak asing liat kamu ada di sekolah ini."
"Yaah lumayan, Minggu kedua gue di sekolah ini." Balasnya.
"Ouuh pantes." Angguk Anye tetap tersenyum bersahabat.
••∞••
Pelajaran terakhir sudah selesai. Semua murid disana segera merapikan barang masing-masing setelah guru berjalan keluar dari kelas. Begitu juga dengan Adit dan Dita. Cowok itu tanpa sadar langsung segera memasukan semua bukunya kedalam dengan begitu cepat hanya untuk segera menghampiri bangku Dita yang berada paling belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Girl
Teen FictionGADIS RUSAK Gadis yang patah, dia duduk sendirian, Kenangan telah membanjiri, Dia ingin merangkak ke dalam lubang, Dia tidak tahu harus mulai dari mana. Dia menangis dalam hati, sedikit hancur lagi. Dia berusaha keras untuk bernapas. Dia merasakan a...