Teruntuk yang tertinggal dan memulai yang baru.••••
"DITA AYO CEPAT, APA KAMU SUDAH SELESAI MENGEMASNYA?"
Teriakan Maminya di lantai bawah sempat membuatnya terhenti untuk sejenak. Kembali memasukan barang-barangnya yang sekiranya harus ia bawa kedalam kotak kardus berukuran sedang.
"DITA AYOOO CEPAT!"
Untuk kesekian, Dita sekarang mulai beranjak berdiri, berjalan menuju pintu kamarnya. Mengunci. Berbalik untuk meninggalkan kamarnya.
Jeans robek di bagian lutut dengan sweater biru langit menjadi pakaiannya hari ini. Rambut yang di gelung, menyisakan poni di depan, gadis itu seakan tak rela jika harus berpindah. Namun mau bagaimana lagi, ini sepertinya yang jauh lebih baik.
"Ayo cepat." Rengkuh Maminya dengan perhatian, membantu dirinya masuk kedalam mobil.
Arus jalan tak semacet ketika siang hari. Sore yang lenggang dengan cahaya matahari yang mulai menyoroti bagian warna orangenya, membuatnya betah memerhatikan kaca jendelanya di samping, dengan kotak kardus yang setia berada di pangkuannya.
Tepat ketika mobilnya sudah sampai pada gerbang pos tinggi nan lebar, yang menjadi bagian awal masuk dirinya berserta Maminya pada kawasan perumahan barunya itu.
"ITUUU, TANGKAP BOLANYA."
"RAKA, KEJAR. JAGA GAWANGNYA."
Pemandangan anak kecil laki-laki berusia sekitar tujuh, atau delapan tahun itu menjadi sorotan matanya ketika datang. Terdapat halaman cukup luas juga pada setiap rumah yang berjajar.
"RAKA, IKAAA JUGA IKUTAN MAIN." Teriakan yang tiba-tiba dan cukup memekikan telinga itu berhasil membuat Dita menoleh. Namun sepertinya, perempuan kecil dengan sepeda pink-nya itu datang dengan mendadak, hingga tanpa sadar tersenggol oleh mobil yang Maminya kendarai.
BRAKK
"Mami tadi gak lihat." Gumam Adara ketika berhasil menghentikan mobilnya dengan cepat.
Tanpa banyak bicara, Dita langsung membuka pintu mobil di sampingnya, menaruh kotak kardus pada kursi duduknya, untuk menolong gadis kecil itu.
"Gak papa?" Tanya Dita langsung.
"Kaki Ika sakit kak." Gadis kecil yang memakai kaos pink, dengan celana di atas lututnya itu menjawab, dengan rintihan mengasihani kakinya sendiri yang sedikit lecet, namun Dita rasa, tidak sampai separah itu.
"Ini cuma lecet dikit doang." Ucap Dita membuat anak kecil itu menatapnya. "Ya oke, rumahmu dimana?" Akhirnya dengan tanya.
"Lumayan, rumah Ika ada di blok C." Jawabnya. "Kakak mau anterin Ika pulang?" Tanyanya, membuat Dita mau tak mau mengangguk, dan ia sempat menoleh pada Maminya yang menongolkan kepalanya dari jendela.
"Gimana Dita, anak itu gak papa, kan?"
••∞••
Dita hanya memandangi sebuah lonceng kecil yang berada tepat di samping pintu rumahnya. Masih menunggu sang punya rumah membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Girl
Teen FictionGADIS RUSAK Gadis yang patah, dia duduk sendirian, Kenangan telah membanjiri, Dia ingin merangkak ke dalam lubang, Dia tidak tahu harus mulai dari mana. Dia menangis dalam hati, sedikit hancur lagi. Dia berusaha keras untuk bernapas. Dia merasakan a...