M&M. Refleksi Buruk.

11 2 1
                                        


Teruntuk teman baru

••••

Tok tok tok.

Ketukan pintu jelas terdengar. Adit dengan membawa jinjingan di tangan, sudah lengkap dengan seragam sekolah yang di kenakan, lebih memilih mengetuk pintu yang padahal sudah jelas terdapat bel di samping pintunya.

Pintu terbuka.

"Ya?" Awal bertemu, Adara benar-benar tidak mengenal anak laki-laki berseragam sekolah yang sama seperti putrinya itu.

"Saya Adit, tante." Ucapnya langsung mengenalkan diri. "Teman sekolah barunya Dita, sekaligus tetangga rumah, sekarang." Jelasnya.

Adara menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Oh." Dengan membalas jabat tangan, serta kedua mata yang lebih menelusuri seakan mencari tahu, yang mana rumahnya Adit?

"Yang di depan, itu rumah saya Tante."

"Oh?" Adara jadi tersenyum tak enak.

"Boleh saya masuk?"

"Hm?"

"Mama saya buat kue, sengaja katanya buat di bagiin ke tetangga rumah baru." Ucapnya, sengaja menunjukan keranjang kue yang dibawanya. "Buat Tante, Dita, sama papanya." Cetusnya begitu saja.

"O-oke." Balas Adara seakan terkejut. "Tante terima ya kalo begitu, kuenya." Adit dengan senang hati mengangguk.

"Dita-nya, belum berangkat sekolah kan Tante?" Tanya Adit lagi, tak melihat teman barunya itu.

"Ah, Dita. Sepertinya, dia masih di kamar." Jawab Adara dengan senyum lembut.

"Belum bangun apa gimana Tan?" Tanya anak cowok itu, nampak heran. Dirinya rasa, keluar dari rumah hampir jam tujuh.

"Mungkin sedang bersiap-siap." Ucap Adara membuat Adit mengangguk. "Mau menunggunya? Tante akan panggil Dita untuk cepat berangkat sekarang." Tawarnya.

Adit mengangguk. Langsung memilih menunggu di kursi teras rumah, sementara Adara kembali masuk kedalam. Cukup memakan waktu juga rupanya untuk menunggu Dita--teman barunya itu. Ia berulang kali mengecek jam tangan, lalu bangkit dari duduknya untuk mengecek sedikit pada pintu utama yang masih terbuka, lalu duduk kembali, terus seperti itu.

"Mami gak usah ikut campur ah ... "

Samar-samar, ia bisa mendengar percakapan di dalam rumah--yang hampir seperti bertengkar menurutnya.

"Harusnya Mami suruh dia pergi."

Karna ia menangkap suara langkah kaki mendekat pintu, di putuskan untuk segera berdiri dari duduknya untuk langsung menghampiri.

"Selamat pagi."

"Anjing!" Umpat Dita terkaget-kaget dengan kehadiran Adit yang menurutnya tiba-tiba muncul di ambang pintu. "Setan argh--" Gadis itu memggeram tertahan.

"Sorry, gue gak sengaja ngagetin barusan." Ungkap Adit merasa bersalah.

"Lo--" Dita memilih untuk mengambil napasnya dulu sejenak sebelum menghembuskannya cepat-cepat.

Broken Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang