Bumi hanya bisa berputar memusingkan manusianya.••••
Adit dan Dita berlarian dari parkiran menuju lapangan sekolah bersama murid-murid lain yang kesiangan. Acara upacara bendera setiap Senin sudah di mulai, namun mereka justru terlambat. Semua ini gara-gara Adit yang harus menunggu gadis itu bangun yang tidurnya hampir seperti mayat--susah di bangunkan.
"Ya ampun. Anjing banget."
Tiba-tiba langkah Dita berhenti begitu saja, sedangkan Adit yang sudah berlari lebih dulu beberapa langkah di depan, ikut berhenti dan berbalik.
"Ada apa? Ayoo kita udah telat." Ucapnya ingin mengajak kembali berlari, melihat murid-murid yang berlari bersama mereka sudah masuk kedalam gedung.
"Gue lupa gak bawa dasi anjir." Ucapnya panik. Lalu tangannya segera meraih tas di punggung dan membukanya. "Gue juga lupa bawa topi goblok!" Gadis itu mendecak panik.
"Lo sih, makanya bangun jangan siang-siang. Udah tahu hari Senin ya upacara." Adit juga ikut mendecak atas kecerobohan gadis itu. Kakinya lalu melangkah mendekatinya. Ia melepas dasi yang tergantung di dirinya, dan langsung memasangkan pada Dita.
"Eh, apa nih?"
"Diem."
Adit masih memasangkan dasinya dengan rapi pada Dita. Lalu setelahnya, ia juga memberikan topi di dalam tasnya untuk gadis itu pakai juga.
"Dit, tapi lo gimana--"
"Udah, pake aja."
Dita malah mendecak.
"Tapi Lo bakal kena hukum kalo kaya gini caranya." Ucapnya lagi mengingatkan.
"Mendingan gue yang di hukum daripada lo. Ayo lari lagi." Ajaknya kembali membuat langkah mereka berlari menuju gedung.
Di depan sana, guru BK bersama guru kesiswaan sudah berjaga memeriksa setiap kelengkapan dari seragam murid-murid. Adit dan Dita sudah berhenti berlari dan mulai berjalan mengantri untuk di periksa--istilahnya sedang ada razia.
Priiitt
Suara dari peluit pak Damka langsung berkumandang saat mendapati Adit yang tak memakai kelengkapan seragam seperti dasi dan topi, ia langsung menghentikannya.
"Berhenti dulu!" Ucapnya. "Dimana dasi dan topinya, kenapa tidak di pakai?!" Tanyanya dengan garang pada temannya Dita itu.
"Ketinggalan di rumah pak." Jawab Adit, dengan kedua tangan di taruh kebelakang.
"Yasudah, ambil kembali topi dan dasimu. Baru bisa masuk." Dita yang berada tak jauh di barisan sebelah Adit mengerutkan kening tak setuju.
"Jauh lah pak kalo harus balik pulang." Jawab Adit merasa keberatan.
"Yasudah, kamu bergabung bersama murid-murid itu." Tunjuknya pada sekumpulan murid yang berkumpul di sisi kanan. Mereka semua juga sama seperti dirinya.
"HEI, KAMU!"
Dita maupun yang lainnya tersentak terkejut saat guru BK perempuan itu menunjuknya.
"Saya Bu?" Tanya Dita menunjuk dirinya.
"IYA, KAMU!" Suara lantang dari guru BK itu membuat Dita menghampirinya segera. "KUMPUL BERSAMA TEMAN-TEMAN KAMU YANG MELANGGAR PERATURAN SEKOLAH!" Titahnya dengan penggaris kayu panjang di tangan.
"Lah, kenapa saya ikut di hukum Bu. Topi sama dasi saya pake, kok." Ucapnya membela. Sedangkan Adit yang sudah berkumpul bersama murid yang kena hukum hanya mampu memperhatikan dari jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Girl
Teen FictionGADIS RUSAK Gadis yang patah, dia duduk sendirian, Kenangan telah membanjiri, Dia ingin merangkak ke dalam lubang, Dia tidak tahu harus mulai dari mana. Dia menangis dalam hati, sedikit hancur lagi. Dia berusaha keras untuk bernapas. Dia merasakan a...