mereka berhenti di taman yang biasa mereka kunjungi, mereka merebahkan badan di atas rumput, memandang langit yang dihiasi banyak bintang bintang.
"jeonggu.." jeonggu berdehem untuk menjawab panggilan tata
"janji terus bersama, janji jangan pergi, janji tetap bersama tata, janji tidak merokok lagi"
"iya, janji tidak merokok"
"Berjanji juga untuk yang lainnya"
"jeonggu.."
"jeonggu berjanjii" rengek tata sambil menggoyang goyangkan lengan adiknya
jeonggu memiringkan badannya dan menatap sang kakak.
"aku berjanji untuk tetap bersamamu" terukir senyuman manis di bibir tata
..
pagi ini jeonggu keluar untuk membeli bahan makanan, terlihat poster wajahnya terpasang di setiap tembok, benar, dia ketahuan, polisi telah mengetahui siapa pembunuh joonseo.
Beruntungnya dia sedang memakai Hoodie dan masker, dia berjalan cepat menuju rumahnya, dia melihat tata yang duduk sambil bermain dengan kedua boneka yang didapatkan jeonggu semalam.
"Hyung"
Jeonggu dengan tergesa gesa menaruh belanjaannya dan menarik tata ke dalam kamar.
"Hyung, aku menyimpan uang tabunganku disini, kau bisa memakainya untuk kebutuhanmu"
"lalu aku sudah beli bahan makanan untuk dimasak" jeonggu mengeluarkan ponselnya dan memberikannya ke tata
"ini, pakai ini, hubungi dokter Shasha" tata yang kebingungan hanya bisa terdiam
"Hyung dengarkan aku, jika ada yang menanyakan apa kau mengenal jeon jeonggu, jawab tidak, mengerti?" Tata menggeleng
"Kenapa? jeonggu adik.."
"Hyung kumohon, jawab seperti itu ya?"
mereka berdua menoleh kearah pintu saat terdengar ketukan disana.
"Hyung, cepat hubungi dokter Shasha, dia akan menjemputmu"
"menjemput? tata pergi? lalu jeonggu?"
"aku menyusul"
"tidak mau, ingin bersama jeonggu"
"permisi, kami dari kepolisian yoonseol, tolong buka pintunya atau akan kami buka paksa"
Jeonggu memegang kedua pundak tata dan menatap dalam matanya.
"akan aku jemput, aku janji"
Ketukan pintu itu mulai berubah menjadi gedoran ricuh.
Jeonggu mengambil alih ponselnya dan menelfon Shasha, dokter yang ada di penampungan hari itu.
"jeonggu berbohong lagi.."
"jeonggu pergi.. jangan pergi.."
"bawa tata bersama jeonggu.." lirih tata
"dokter, tolong jemput kakakku dialamat yang sudah kuberikan"
tata hampir meloncat saat pintu rumahnya hancur ditendang salah satu polisi itu, jantung tata berdegup kencang hingga badannya gemetar, jeonggu menarik tata kebelakang tubuhnya.
Jeonggu mengangkat kedua tangannya diatas.
"pak, sebentar, tunggu sebentar lagi, saya berjanji tidak akan kabur" polisi itu memandang satu sama lain
Polisi itu melihat tata yang mengintip dari belakang tubuh jeonggu.
"setelah itu saya akan memberikan keterangan yang sebenarnya, saya mohon" lirihnya