pagi ini tata memasak untuk sarapan, dia merasakan ada tangan yang melingkar di pinggangnya.
"masak apa? wangi sekali"
"soup, udara semakin dingin, jadi aku memasak soup" seunhwa mengangguk
tata menunggu seunhwa agar selesai makan dulu, karna mungkin pembicaraan ini akan menimbulkan konflik diantara mereka berdua.
"seunhwa.."
"ya?"
"kenapa kamu berbohong tentang Jeonggu?"
"berbohong? apanya?"
"aku sudah ingat semuanya tentang jeonggu"
seunhwa merasa ada potekan di hatinya mendengar itu, jujur dia sangat mencintai tata.
"jadi.. kamu akan meninggalkanku dan kembali padanya?" ucap seunhwa
tata menunduk, dia juga merasa bersalah karna semua ini.
"maafkan aku seunhwa.." seunhwa menarik nafas panjang
"ta, kau tau aku sangat mencintaimu"
"aku tau seunhwa.. aku hanya tidak bisa jika terus seperti ini.. aku juga sudah berusaha untuk mencintaimu"
"kamu tidak bisa meninggalkan begitu saja ta" ucap seunhwa yang mulai geram
"maafkan aku.. aku harap kamu bisa menemukan seseorang yang mencintaimu lebih dari aku" setelah mengucap itu tata pergi namun seunhwa mencengkram lengannya dengan kuat
"sakit.. seunhwa"
"jangan kembali padanya"
tata menepis tangan seunhwa yang sudah mulai kasar.
"aku akan pergi"
"kau tau kenapa Jeonggu selalu kesakitan?"
"itu semua karna dirimu!"
"dia tertembak dan hampir mati karnamu! kau selalu menempatkan dirinya di dalam bahaya ta!" ucapnya dengan penuh emosi
tata tetap pada pendiriannya untuk pergi, dia memasukkan semua bajunya dengan asal asalan.
"jika kamu berani melangkahkan kakimu keluar dari rumah ini, kamu akan menerima akibatnya ta" ucap seunhwa
tata tetap keluar dari rumah itu. kata kata seunhwa seperti bergema di kepalanya.
"kau tau kenapa Jeonggu selalu kesakitan?"
"itu semua karna dirimu!"
"dia tertembak dan hampir mati karnamu! kau selalu menempatkan dirinya di dalam bahaya ta!"
dia memukul kepalanya berkali kali karna tidak bisa mengingat apapun, hatinya terasa sakit setiap mendengar kembali kata kata itu.
dia mendongak saat merasa tangannya ada yang menahan, dia melihat sosok jeonggu, dia meletakkan tangan tata di kepalanya.
"jangan dirimu, pukul aku"
tata menatap Jeonggu dengan mata yang berkaca kaca, tata langsung memeluk Jeonggu dan terisak disana.
"apapun yang telah aku lakukan dulu sampai kamu sering kesakitan, aku minta maaf jeonggu" jeonggu mengusap surai rambut tata
"kenapa kamu bicara begitu hyung? kamu adalah anugrah terindah yang tuhan kirimkan untukku"
"aku tidak pernah kesakitan karnamu"
"sudah sudah.. aku akan bicara dengan seunhwa nanti.." mendengar itu tata menggeleng, melihat seunhwa yang sangat marah tadi membuat tata takut seunhwa akan melakukan sesuatu pada Jeonggu