Sekarang tata harusnya sudah berada di rumah penampungan itu, tapi dirinya malah kabur dari sang dokter, melangkahkan kakinya menjauh dan terus bergumam nama jeonggu.
Dirinya berhenti dan matanya memanas saat melihat sebuah poster dengan foto adiknya yang berjudul kan "PEMBUNUH".
"jeonggu bukan pembunuh, adikku.."
tata merobek poster itu, dia Baru menyadari bahwa disekelilingnya banyak poster yang sama, dia terus merobek poster itu satu persatu dengan deraian air mata.
"jeonggu anak baik, adikku tidak jahat"
"memang dia nakal Karna telah melanggar janji, tapi jeonggu bukan pembunuh"
"jeonggu bukan pembunuh!!"
"JEONGGU BUKAN PEMBUNUH!!!!"
dia menjatuhkan lututnya diatas panasnya aspal hari ini dengan banyak sobekan kertas di sekitarnya.
"jeonggu.. dimana.."
"ingin bersama jeonggu.."
"jeonggu akan merasa sakit jika melihat ini, tidak boleh, adikku tidak boleh sakit.."
tata menangis tidak berdaya saat mendapat pelukan dari dokter Shasha, dia merasakan usapan lembut di punggungnya seperti yang biasa jeonggu berikan saat dirinya sedang tidak terkendali.
"dokter.. ayo kita jemput jeonggu, dia pasti sedang sakit.. tata memohon dokter, tolong jemput adikku.."
"jeonggu belum makan apapun dari pagi, jeonggu suka telur balado.."
dokter Shasha tidak mampu menjawab, dia melonggarkan pelukannya dengan mata yang berkaca kaca.
"ta.."
"tidak dokter, tata ingin pulang, menunggu jeonggu dirumah kami, bukan dirumah dokter.."
rumah dokter yang tata maksud adalah penampungan disable itu, dokter Shasha menggeleng
"jeonggu sudah berpesan pada dokter, untuk menjaga tata, tadi tata kan sudah setuju ingin menunggu jeonggu di sana.."
Para mantri membawa tata kembali, sang dokter menghalangi pandangan kanan kiri tata agar tidak melihat poster poster itu yang tersebar di seluruh tembok.
..
jeonggu kembali melakukan interogasi yang kedua kalinya, dia memandang detektif itu dengan datar.
"sudah aku bilang aku yang membunuhnya, tidak perlu menginterogasiku terus menerus"
Yang membuat detektif bingung adalah kenapa jeonggu bisa dengan mudahnya mengakui hal itu, dirinya juga bersikukuh bahwa joonseo melakukan pelecehan terhadap kakaknya.
"kau tau hukuman apa yang kamu terima untuk kasus pembunuhan"
"apa? hukum gantung? tembak? penjara seumur hidup?"
"detektif dengarkan aku, aku akan terima apapun hukumannya tapi aku akan tetap menegaskan bahwa joonseo adalah bajingan" ucap jeonggu dengan santai
Detektif itu meminjat pelipisnya
"Apa kau punya pengacara?"
Jeonggu menggeleng"beritahu aku identitas kakakmu, aku harus menyelidikinya juga"
"jika ku beritahu apa kau akan menjanjikan keadilan untuk kakakku?"
"Tergantung benar atau tidaknya pernyataanmu itu" jeonggu menghela nafas.
jeonggu memberikan alamat dimana tata berada.
"kakakku tidak suka dibentak, dia akan menjawab jika kamu berbicara dengan tutur kata yang lembut, jangan lakukan kontak fisik secara tiba tiba, satu lagi, bilang bahwa aku baik baik saja dan aku yang menyuruhmu untuk datang kesana, dengan begitu dia akan menjawab"