diam diam pada saat tata terlelap jeonggu berjalan menuju ruang tamu, dengan jantung yang berdegup kencang dia mengambil sebuah kamera kecil dari lubang ventilasi.
Kemarin saat tata masih terlelap jeonggu menaruh sebuah kamera untuk memantau tata, semenjak tata bilang bahwa dada dan bibirnya sakit, jeonggu sudah curiga kalau memang terjadi sesuatu pada kakaknya.
jantungnya semakin berdegup saat melihat isi dari rekaman itu, dia benar benar naik pitam hingga wajah dan telinganya memerah, dia menatap tata yang sedang terlelap sekilas lalu mengambil sebuah benda runcing dan tajam dari dapur lalu keluar dari rumahnya.
dia mengetuk pintu itu dan terlihat sosok yang dia cari, terlihat wajah orang itu sembab Karna tidurnya terganggu, jeonggu memberikan senyuman dan salam.
"maaf menganggu malam malam, tapi bolehkah aku masuk? ada hal penting yang harus kita bicarakan"
"tentu, silahkan" jeonggu masuk terlebih dahulu lalu diikuti oleh joonseo setelah menutup pintu.
"ada hal penting apa s-"
belum sampai dia menyelesaikan kalimatnya, pisau itu sudah lebih dulu menancap di perutnya.
jeonggu mencengkram bahu joonseo dan mendorong pisau itu untuk masuk lebih dalam.
"brengsek"
"berani beraninya kau menyentuh tata" ucap jeonggu dengan segala amarahnya
"jeonggu, tunggu, kau benar benar salam paham" ucapnya terbata bata sambil menahan tangan jeonggu di perutnya
kini joonseo telah terduduk lemas.
"kau belum boleh mati joonseo"
Jeonggu menampar joonseo yang hampir kehilangan kesadaran, urat uratnya terlihat Karna menahan rasa sakit akibat penikaman ini.
"kau pembunuh"
"benar, aku membunuh orang orang yang berani menyakiti keluargaku"
"kau menjijikan, kau akan membusuk dipenjara karna perlakuanmu ini, dan aku?" Dia terkekeh dengan darah yang keluar dari mulutnya
"aku akan bebas dari hukuman, terimakasih jeonggu"
Emosi jeonggu terus dipancing oleh joonseo, dia menendang joonseo hingga tersungkur.
"Jika memang begitu, aku akan terus mencarimu bahkan jika aku sudah menjadi abu"
..
BESOKNYA
"jeonggu.. merokok lagi, nakal"
"merokok tidak baik, bisa merusak paru paru, jeonggu bisa kesakitan, tidak boleh sakit" jeonggu terkekeh dan malah menyodorkan rokoknya ke tata
"Hyung mau?" Tata langsung memasang wajah garangnya dan menembak jeonggu menggunakan pistol air yang jeonggu belikan beberapa Minggu lalu
"Hyung, rokokku jadi mati" protes jeonggu dan dibalas tawaan dari tata
"Hyung, kemari kau!" jeonggu mengejar tata yang berlari
jeonggu berhasil menangkap tata dengan mudah, mereka berdua sudah basah kuyup, akibat saling tembak menembak dengan pistol air itu, ini benar benar menyenangkan bagi tata, tata terus meminta ampun dan tertawa saat jeonggu melayangkan kelitikan kelitikan di pinggangnya.
tata mengatur nafasnya saat jeonggu berhenti.
"jeonggu, jeonggu"
"iya?"
"jeonggu selalu membuat tata berjanji, tata selalu berjanji untuk jeonggu, jeonggu selalu melarang tata untuk menyakiti diri sendiri, tata melakukannya untuk jeonggu" tata mengatur nafasnya kembali