11. Broke

1.3K 201 27
                                    

Sudah 1 bulan sejak kejadian dari Rumah Sakit St. Mungos. Harry langsung dibawa pulang menuju rumah, karena kekhawatiran keluarganya. Bahkan Astoria dan Draco juga tidak bisa melihat Harry yang terus ketakutan dan was-was sepanjang masa perawatan.

Bahkan sampai saat ini, mereka tidak tau siapa yang telah menemui anaknya. Namun Draco dan Astoria memiliki 1 nama yang terbesit, apakah orang itu adalah Dark Lord?

Tapi mereka bersyukur, karena Harry sudah mulai membaik. Keadaannya semakin pulih, bahkan anak itu sudah kembali ceria seperti dulu.

Bahkan semenjak kepulangan Scorpius dari Hogwarts, Harry sudah tidak merasa kesepian lagi. Ketika Orangtuanya meninggalkan dia sendirian untuk bekerja. Rumah semakin hangat dan ramai karena pertengkaran keduanya.

Tapi untung saja, Astoria adalah seorang Ibu yang penyabar. Tetap tenang melihat tingkah kedua anaknya yang berisik. Namun begitu, dia juga tidak pernah marah, selama keduanya masih saling menyayangi.

"Scorpie ikut dengan Daddy bekerja. Mommy juga akan pergi hari ini. Lalu aku, kembali ditinggal sendirian." Harry mengeluh, keluarganya memang selalu sibuk.

"Hanya sebentar, tidak akan lama. Mommy hanya harus membawa obatmu di St. Mungo's."

"Baiklah..." ujarnya pasrah.

"Jaga dirimu baik-baik, Oke!" Astoria mengelus kepala anaknya sayang. "Jika ingin camilan, panggillah Diaken. Dia akan membawakannya untukmu."

"Kalau begitu hati-hati Mom."

"Sore nanti Grandma dan Grandpa akan berkunjung dan menjemputmu dan jangan kabur. Bye sayang...."

Lalu Astoria pergi dan melambaikan tangan, sebelum akhirnya masuk dan hilang dalam perapian rumahnya. Ngomong-ngomong, mereka sudah tidak tinggal di Malfoy Manor lagi setelah rumah mereka selesai di renovasi.

Harry menatap kepergian Ibunya, wajah sendu itu berubah menjadi senyuman usil yang nakal. Oh... Tidak, bukan Harry namanya jika belum membuat ulah 1 hari saja.

Dia bahkan senang saat keluarganya sedang keluar rumah dan meninggalkan dirinya sendirian. Itu berarti Harry bisa kabur dari rumah dan jalan-jalan keluar bersama Diaken si peri rumah yang selalu menjadi sahabatnya.

"Psstt... Diaken, ambilkan Portkey-nya."

'PLOP' suara kedatangan Diaken yang muncul dibarengi asap tipis.

"Ya, Harry!" Peru rumah gendut bermata bulat lucu da bertelinga besar itu menatap Harry lugu, sama seperti pemiliknya. Sementara baju pelayan yang dipakainya nampak hampir kekecilan.

"Kau sudah mengambilnya dari saku Scorpie bukan?"

"Tentu Harry..." angguknya pelan.

"Mana?" Harry mengadakan sebelah tangannya.

"Ini..." Diaken memberikan sebuah koin kuno.

"Kerja bagus, ayo kita pergi!" Wajahnya nampak semangat.

"Tapi, Tuan Besar akan marah." Diaken terlihat ketakutan.

"Tidak akan, Daddy tidak akan memarahiku."

Tidakkah anak itu menjadikannya pelajaran, setelah dibentak beberapa bulan yang lalu karena pergi bersama Marco? Oh, tentu saja tidak. Karena Harry akan mulai kabur jika sudah bosan di rumah sendirian, itu juga sering dilakukannya saat tinggal di Paris.

"Pegang tanganku Diaken." Harry mulai memegang Portkey dengan erat. "Medusa!"

Lalu setelah itu Harry merasakan jika tubuhnya seperti ditarik dan kemudian dia menghilang bersama Diaken setelahnya.
.
.
.
.

My Baby Mate II (TOMARRY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang