EPILOG

2.2K 211 13
                                    

Tom menatap Harry yang sibuk menggaruk rambutnya dengan pensil, mengisi ulangan harian dengan ekspresi kebingungan. Sementara dirinya sudah mengerjakan soal sejak tadi.

Sudah 1 minggu dirinya hidup normal di dunia Muggle dan bersekolah. Ada begitu banyak hal yang berbeda, namun entah kenapa malah membuat Tom nyaman.

"Ini apa ya?" Berpikir jika soal matematika di hadapannya terlalu sulit.

"5 menit lagi!" Suara Guru berteriak mengingatkan.

Harry terlihat panik, lalu menatap Tom yang terlihat santai.

"Kamu sudah menyelesaikannya?" bisiknya tak percaya.

"Tentu..." Menurut Tom, ekspresi Harry terlalu lucu.

"Pintar seperti biasanya..." Mengeluh iri. Dengan terburu, Harry mengisi soalnya secara asal, yang penting diisi.

Sementara Tom makin tertawa geli, melihat tingkah Harry yang menurutnya ada-ada saja.

"Berhentilah menertawakanku!" kesalnya sembari mengerucutkan bibir.

Kuis kimia sangat di bencinya, apalagi Harry tidak belajar semalaman. Dia ingin menangis saja rasanya ketika melihat soal yang sangat rumit.

"Stop! Waktunya habis, kumpulkan sekarang."

Harry yakin, jika dirinya akan mendapat nilai F lagi untuk kuis kali ini, setidaknya dia akan mendengar ceramah sang Ibu sepanjang hari jika dia mengetahui hal ini.

'Kamu harus pintar seperti Tom bla la la la....'

Terus seperti itu, sampai Telinganya panas saat mendengar ocehan tersebut.
.
.
.
.

Jalan untuk pulang sekolah terasa sangat ramai, sementara Tom dan Harry memutuskan untuk berjalan kaki. Jarak sekolah dan rumah tidak terlalu jauh sebenarnya, hanya 1 Km dan dalam waktu 20 menit juga sudah sampai.

"Lihat, warna daunnya sangat cantik sekali." Harry menatap daun yang berguguran sepanjang jalan dengan penuh antusias, wajahnya terlihat ceria sekali.

Tangannya menadah keatas, sementara Tom berjalan berdampingan dengannya, terlihat senyum kecil di wajah tampan itu.

"Benar, sama seperti dirimu."

Pujian itu membuat Harry merona, Tom terkekeh kecil ketika melihatnya, Harry selalu lucu dan begitu indah di matanya.

"Emmm, ngomong-ngomong bagaimana dengan hari minggu, kita jadi pergi kan?."

Sementara Tom mengernyitkan bingung, dia benar-benar lupa dengan janjinya, atau memang karena ingatan yang belum semuanya belum Tok ingat.

Harry menghela nafas kecewa, ketika Tom melupakan janji mereka.

"Sudahlah, tidak usah jadi saja. Kamu pasti sudah lupa, karena lebih sibuk dengan buku pelajaranmu."

Tubuhnya berbalik, kemudian Harry berjalan cepat, meninggalkan Tom terlebih dahulu.

"Oh, tidak maafkan aku." Segera menyusul dan menyeimbangkan langkah mereka. "Aku tidak lupa dengan janji hari minggu besok."

Mood Harry berubah cepat, berbalik menatap Tom dengan binaran penuh bahagia. Kilauan matanya nampak begitu indah.

"Benarkah, kupikir kamu lupa."

"Tentu saja tidak." Meski dalam kepalanya Tom berpikir keras, sebenarnya mereka telah janji akan pergi kemana? Dia benar-benar tidak tau, tapi juga tak ingin mengecewakan Harry.

"Kalau begtiu jemput aku di rumah pukul 8, kita akan datang ke taman hiburan lebih awal!" Harry mengepalkan tangannya semangat.

"Tentu." Tom kembali tertawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Baby Mate II (TOMARRY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang