"Maafkan aku, tidak bisa menjanjikannya. Jika Ibumu berlebihan, mungkin aku juga akan melawannya."
Itu yang dikatakan Tom sebelum pergi, mencari Harry dan meninggalkan Aaron sendirian.
"Aku akan disini saja, membereskan semua kekacauan ini."
.
.
.
.Harry terengah-engah, ketika Daphne terus menyiksanya dengan brutal. Dia kesakitan, takut dan juga lelah. Fisiknya telah hancur, sementara wanita itu masih belum puas untuk menyakitinya.
Mencoba merangkak pergi, namun hal tersebut malah membuat Daphne semakin tertawa keras. Menertawakan Harry yang mencoba kabur darinya, tapi itu percuma. Karena anak itu takkan bisa kabur dari pandangannya.
"Sectumsempra!"
"Akhhh..." Harry menjerit kesakitan ketika kutukan berbahaya itu dilayangkan pada punggungnya, dia bisa meraskaan luka yang menganga disana dan mulai mengucurkan derasnya darah.
Dalam ruang siksaan itu, dirinya bisa mendengar langkah Daphne yang mendekat. Wanita itu datang ke-arahnya dan kemudian menunduk untuk menatap Harry yang sudah berwajah pucat ditengah kesakitannya.
"Hallo sayangku, ini hukuman karena kau telah berani mendekati suamiku." Tangannya mencengkeram dagu Harry dengan erat. "Rasakan ini jalang!"
PLAKKK.... Suara tamparan itu menggema. Dpahne tak puas dengan hanya menamparnya satu kali saja, dia melakukannya berkali-kali sampai wajah Harry membiru dan bengkak.
"Aku selalu, menolaknya..." Harry berbicara dengan nafas yang terengah. Sungguh, berbicara sebentar saja dadanya sudah sangat terasa sekali. "Aku selalu memikirkanmu." Harry tidak bohong, dia benar-benar berkata jujur.
"BOHONG!" Daphne berdiri, kemudian menendang kepala Harry dengan sepatu heels tinggi miliknya yang berujung runcing, sehingga mengakibatkan luka pada kepala Harry dengan sedikit lubang di pelipisnya. "AKU MELIHATMU PERGI BERSAMANYA!" Lalu Daphne menatap kalung berbandul hijau yang telah dipegangnya. "Kau tau, kalung keluarga Greengrass ini, takkan bisa melindungimu sekarang."
"Ughh... Hentikan..." Mencoba menahan kaki wanita itu di atas kepalanya dengan kedua tangan, tapi Daphne semakin keras menginjaknya. Dia hanya bisa menatap sedih, kalung pemberian Ibunya hancur menjadi abu ditangan Bibi-nya yang jahat.
Dengan penuh bernafsu, Daphne semakin menjadi. Dia menghentikan injakan kakinya, lalu mengangkat wajah Harry dengan kasar.
"Tatap aku jalang!" Netra birunya menatap lekat kedalam Netra Harry . "Imperio."
Pandangan Harry berubah kosong, seolah kehilangan cahayanya disana.
"Aku adalah Tuanmu mulai sekarang, mengerti?"
Harry hanya mengangguk dan mulai menuruti Daphne yang kesenangan dan menyeringai keji.
"Pegang ini." Dia memberikan belati pada Harry, belati yang sangat tumpul dan tidak pernah diasah. Berpikir jika ini akan menjadi sebuah penyiksaan yang hebat. "Tusuk perutmu menggunakan ini."
Harry mengangguk, kemudian melakukan apa yang telah Daphne perintahkan padanya. Satu tusukan telah Harry lakukan, dia mengeluarkan darah pada mulutnya. Kemudian tusukan kedua, ketiga dan seterusnya.
Membuat Daphne tertawa puas, jika melihat Harry yang menyakiti dirinya sendiri menjadi tontonan yang sangat menyenangkan untuknya rasa sakit hatinya sedikit mulai terobati.
.
.
.
."Aku yakin, Daphne sering pergi kemari." Feeling Astoria sebagai Adik takkan pernah salah.
"Villa Greengrass." Scorpius menatap Villa mewah dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Mate II (TOMARRY)
RandomDunia terus berputar, sementara Tom tetap terdiam di tempat yang sama. Tak ingin melangkah ataupun pergi, hanya ingin disini... Tetap disini, menjalani waktunya yang telah mati bersama hari penguburan tanpa jasad milik kekasihnya yang dia khianati. ...