Ohh iya, aku buat disini Tom perawakannya tetep 30'an, meski aslinya udah tua... Uhukk.. Tua 😝😝😝
Karena Tom punya 3 Relikui Kematian dan 7 Horcrux yg udah terkumpul
Kalo yg belum tau wajahnya Tom, aku ambilnya di House of gaunt, cari aja di google.
.
.
.
.Astoria menangis dan meraung, ketika melihat keadaan anaknya yang terbaring mengenaskan. Tangisannya tak pernah berhenti, banyak rasa takut dalam hatinya. Harry masih dalam keadaan tak sadarkan diri sejak kedatangannya dari 2 jam yang lalu. Draco bahkan tak mampu menenangkan, dia sama khawatirnya dengan Astoria. Namun berusaha tetap tenang dan membantu para Healer untuk menyembuhkan Harry.
"SUDAH AKU BILANG, AKU TIDAK MAU HARRY DIBAWA KEMARI!" Astoria menjerit marah. Anaknya yang selalu baik-baik saja, sekarang menjadi lebih sering sakit dan tak sadarkan diri setelah dibawa ke Inggris. Dia sangat menyesal ketika menyetujui keputusan Draco. "INI SALAHMU DRACO... INI SALAHMU!"
"Astoria tenanglah, mereka sedang berusaha." Wendy mencoba menenangkan anaknya yang sedang terduduk menangis dan meraung di lantai.
"Tidak Mama, bagaimana aku bisa tenang hiks.. Harry masih tak sadarkan diri... Huhu..." Suara itu terdengar sesegukan. "Harry kecilku, jangan sakit lagi..."
"Bagaimana keadaannya?" melihat seorang Healer wanita keluar dari kamar.
Sementara Healer itu hanya menggeleng pelan, tanda menyerah.
"Aku tidak tau pasti, tapi keadaannya sangat buruk. Inti sihir di tubuhnya kacau, sementara tubuh Harry semakin lemah. Maafkan kami..." Miriam Strout menundukkan kepalanya dalam.
"Aku mohon, tolong anakku..." Astoria rela memohon dan bersimpuh, semua dia lakukan demi anaknya.
"Maafkan aku Nyonya Malfoy, tapi melihat keadaan Harry yang sekarang. Rasanya tidak mungkin."
Tatapannya berubah kosong, sementara hatinya mulai terasa berat. Kembali menangis dan meraung, ketika Healer paling senior di St. Mungos saja tak mampu membantu anaknya.
Menjerit keras, memasuki kamar anaknya yang telah dipenuhi oleh Healer muda. Menubruk mereka untuk bisa melihat anaknya yang terbaring lemas diatas ranjang. Semakin pedih hati Astoria ketika melihat Harry yang terbaring lemas dengan wajahnya yang semakin memuat, nafas Harry bahkan terasa pelan dan lemah.
"Jangan seperti ini, kamu harus bangun..." memeluk tubuh Harry dalam tangisan.
"Astoria..." Draco menyentuh bahu istrinya.
"Mommy tidak sanggup jika Harry pergi terlebih dahulu..."
"Asto..."
"... Jangan pergi, Mommy masi ingin membuat Harry bahagia."
"Astoria..."
"Lepaskan!" Bahunya dihentakkan kesal untuk melapskan tangan Draco. "Semuanya gara-gara dirimu, sudah kubilang Inggris tidak ramah untuk anak kita!"
"Harry, tunggu Mommy, aku akan menyembuhkanmu." wajahnya kacau ketika melihat anaknya kembali. Lalu pikirannya teringat akan seseorang yang mungkin bisa menolong anaknya. "Ya, benar. Dia akan bisa membantumu. Tunggu Mommy sebentar, Mommy akan membawanya untukmu..."
Segera pergi dan berlari, sementara dirinya tidak memperdulikan Draco yang berteriak dan mengejarnya dengan khawatir.
.
.
.
.Tom menatap gelas wine yang tiba-tiba saja pecah ketika dia bahkan belum sempat memegangnya sama sekali. Di dadanya tiba-tiba muncul rasa takut dan khawatir, rasanya sangat tidak enak. Sebenarnya dia kenapa? Apa yang sedang terjadi? Kenapa muncul firasat buruk di benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Mate II (TOMARRY)
RandomDunia terus berputar, sementara Tom tetap terdiam di tempat yang sama. Tak ingin melangkah ataupun pergi, hanya ingin disini... Tetap disini, menjalani waktunya yang telah mati bersama hari penguburan tanpa jasad milik kekasihnya yang dia khianati. ...