(chapter 3) Insiden Day Break

28 4 2
                                    

3 hari sejak hari itu, setelah pulang dari lab, Nath melihat Marlin pulang  berjalan kaki, kemudian dia menghampirinya dengan membunyikan suara klakson mobilnya, (Tit-tit) suara klakson itu mengejutkan Marlin yang sedang berjalan di depannya. Nath kemudian mengajaknya untuk pulang bersama.

" Yo, Marlin san, tumben jalan kaki" ucapnya menyindir Marlin.

" Mobilku mogok dan sedang diperbaiki di bengkel, jadi aku pakai transportasi umum" ujarnya.

"Naiklah, akan kuantar kau sekalian" Ucap Nath yang juga sedang mengantar Ren. Tetapi saat Marlin masuk ke mobil dia melihat ekspresi sedih dan dingin. Seakan dia tau Marlin sedang tidak baik-baik saja, kemudian Nath menyinggungnya.

" Tidak seperti biasanya, dingin sekali sikapmu hari ini. Apa karena  mobilmu atau karena hal lain?" Tanya Nath.

"Aku hanya sedang memikirkan hari esok" kata Marlin.

"Ah itu?! Bodohnya aku. Maaf aku tidak melupakannya. Kalau begitu kita mampir dulu ke rumahku untuk mengambil beberapa barang, sekalian kita menginap di rumahmu. Lagian aku juga sudah lama tidak bertemu dengan anak itu" kata Nath, lalu tiba-tiba dia putar balik di tengah jalan yang membuat Marlin terkejut. Sontak mobil dibelakangnya yang juga terkejut langsung membunyikan klaksonnya.

"Nath  kau gila ya?!"

"Maaf. Tenang saja aku bisa melakukan aksi seperti ini sejak usia 20 tahun" ujar Nath.

"Sensei, pelan-pelan nyetirnya. Dan anu... Marlin san, sebenarnya besok hari apa?" Tanya Ren. Marlin dan Nath kemudian menjelaskan hari yang dimaksud mereka berdua.

Ternyata hari esok yang dimaksud Marlin adalah hari peringatan kematian suaminya, sekaligus sahabat dekat dari Nath.

    Adalah Glen, ia meninggal akibat kecelakaan yang terjadi di stasiun pangkalan GUARD1 di angkasa lepas saat insiden Daybreak. Insiden yang  kala itu menewaskangkan lebih dari 12 ribu orang di bumi, dan 15 orang  di pangkalan termasuk Glen.

Singkat cerita, setelah Marlin menceritakan itu Ren diantar ke kediamannya. Nath pulang ke rumahnya untuk mengambil beberapa perlengkapan. Lalu pergi ke rumah Marlin, setibanya di rumah Marlin....

Anak Marlin yang masih berusia 9 tahun membukakan pintu untuknya. Dia tidak menyangka Nath juga datang untuk menginap.

"Yo, lama tidak jumpa ya? Rian kun" Sapa dari Nath dengan senyum manisnya kepada anak sahabatnya yang sudah dianggapnya keponakan sendiri.

"Ah, lama sekali kau tidak mampir kesini, Nath san. Kalian berdua masuklah, aku akan minta pelayan menyiapkan kamar untuk paman"

Rian adalah anak dari pasangan Glen dan Marlin, saat ini dia telah berusia 9 tahun. Rian adalah anak tunggal yang nyentrik dan sok asik, gemar bercanda, dia juga anak yang sedikit nakal dan kurang ajar, sesekali membuat ulah, tapi dilain sisi dia anak yang baik dan jujur.

Setelah melakukan sesi makan malam dan momen santai. Ada suatu momen dimana Nath dan Rian berjalan dihalaman rumah berdua, Rian menanyakan sesuatu kepada Nath.

"Oh ya paman, meskipun hubungan kalian dekat tapi kenapa kau tidak mau menikahi ibuku?" Tanya Rian.

"Aku dan ibumu hanya punya jiwa pertemanan yang solid, bahkan akulah yang mengenalkan ibumu dengan kakak dari temanku yang telah tiada, sam" ucap Nath.

" kebetulan, aku dan Glen juga merupakan teman baik. Dan entah bagaimana mereka berdua saling mengenal dan jatuh cinta kemudian keduanya menikah"

"Aku dan Marlin merasakan hal yang sama. Kenyamanan ini terjalin seperti hubungan antar sodara, dan ibumu pun sejak dulu memperlakukanku seperti adiknya sendiri. Karena itulah kami tidak tertarik untuk saling menikah, karena kami merasa hubungan ini sudah seperti sodara yang saling mendukung. Kenapa kau bertanya seperti itu?"

EIZENGRIFT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang