03. Bocah Menyedihkan

952 152 9
                                    

Gojo Satoru, Kunikida Doppo, Dazai Osamu, dan bocah menyedihkan yang ternyata bernama Nakajima Atsushi kini sedang berada di kedai teh.

Meskipun kesal, Kunikida tetap mentraktir bocah itu chazuke. Gojo duduk di samping Atsushi, sedangkan Kunikida dan Dazai duduk berdampingan di hadapan mereka.

Di hadapan Atsushi sudah terdapat banyak mangkuk chazuke yang telah kosong, tetapi bocah itu belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti makan, sedangkan Gojo sudah merasa puas dengan semangkuk chazuke.

Oi Dazai! Bekerjalah dengan benar! Apalagi di hadapan orang  baru. Lagi pula orang gila macam apa yang mengatakan ‘sungainya tampak indah’ lalu diam-diam pergi menghanyutkan diri di saat tengah bekerja? Lihatlah! Gara-gara kau jadwalku kacau.”

Kunikida kembali mengomel pada Dazai sambil memperlihatkan buku catatan yang selalu ia bawa.

“Kau benar-benar suka sekali dengan catatan dan jadwal ya, Kunikida-kun.”

Daripada sebuah pertanyaan, apa yang Gojo katakan lebih terdengar seperti pernyataan, mengingat seberapa sering Kunikida membuka catatan miliknya dan membahas tentang jadwal seharian ini.

“Ini bukan sekedar jadwal, tetapi sebuah idealisme, ini adalah hasil pemikiranku, rencana yang telah aku susun sendiri, panduan hidupku, Gojo-san.”

Kunikida membalas dengan serius dan tenang padanya sebelum menghadap Dazai di sampingnya dan mengomel kembali pada pemuda perban itu.

“Dan tidak ada catatan di buku ini bahwa rekan kerjaku adalah seorang maniak bunuh diri!”

Gojo tertawa kecil. Melihat Kunikida selalu mengingatkannya pada Nanami. Mereka berdua sama-sama tidak suka jika jadwal mereka terganggu, hanya saja Kunikida lebih berisik daripada Nanami.

Nyam nyam nyam nyam.”

“Diam! Tidak ada catatan di buku ini bahwa aku akan mentraktir chazuke seorang bocah dengan uangku sendiri.”

Nyam nyam nyam nyam nyam?”

“Kami sedang ada kerjaan.”

Nyam nyam nyam nyam?”

“Kami mendapatkan permintaan dari pihak polisi militer untuk menangkap seekor binatang liar.”

“Bagaimana cara kalian berkomunikasi seperti itu?” Tanya Dazai heran.

Gojo juga tidak mengerti bagaimana bisa Kunikida mengerti apa yang bocah itu katakan. Ia hanya bisa menatap heran Kunikida dan Atsushi bergantian.








Ahh... Kenyang sekali. Aku tak ingin melihat chazuke untuk beberapa puluh tahun ke depan.”

Setelah menghabiskan banyak mangkuk chazuke, Atsushi berkata dengan santai sambil menepuk-nepuk perutnya yang membuncit.

“Kau!”

Kunikida kehilangan kata-kata, sedangkan Gojo tertawa kecil melihat tingkah Atsushi. Tangannya tanpa sadar terulur mengelus rambut Atsushi yang membuat bocah itu tersentak kaget dan terlihat sedikit ketakutan. Melihat reaksi Atsushi, ia menarik tangannya dan tersenyum meminta maaf.

“Aku benar-benar berterima kasih kepada kalian. Aku tak dapat mencari makanan maupun tempat tinggal sejak pergi dari panti asuhan. Aku pikir tadi aku akan mati karena kelaparan.” Atsushi menundukkan pandangannya dan mulai bercerita.

Panti asuhan? Kenapa panti asuhan membiarkan salah satu anaknya berkeliaran menyedihkan?

“Apa kau kabur dari panti asuhanmu?” Gojo bertanya penasaran.

“Daripada kabur, lebih tepatnya aku diusir dari panti.” Lanjut bocah itu.

“Kejam sekali.” Dazai menyuarakan apa yang juga ia pikirkan.

Oi, kita bukanlah dermawan yang akan membantu anak-anak kurang beruntung. Kita harus kembali bekerja.”

Kunikida ada benarnya. Jangankan untuk membantu orang lain, Gojo bahkan sedang bersusah payah melamar kerja untuk mencari uang. Jika saja ia berada di dunianya atau setidaknya ia memiliki uang, Gojo pasti akan membantu bocah itu.

Ano, tadi kalian bilang kalau pekerjaan kalian ada hubungannya dengan polisi militer, memangnya apa pekerjaan kalian?”

Mendengar pertanyaan itu Dazai menjawab dengan nada remeh, “Bukan apa-apa, kami hanya seorang detektif.”

Kunikida lalu menambahkan, “Meskipun kami seorang detektif, pekerjaan kami bukanlah mencari kucing hilang ataupun menyelesaikan kasus perselingkuhan. Kami berada di bidang kasus kekerasan, pembunuhan dan semacamnya. Kau pernah mendengar tentang Agensi Detektif Bersenjata, kan?”

Saat mendengar Kunikida menyebutkan tentang Agensi Detektif Bersenjata, Atsushi benar-benar terkejut. Sepertinya nama agensi sangat terkenal.

Mengabaikan reaksi Atsushi, perhatian Dazai terfokus pada langit-langit kedai. Kunikida yang melihat hal itu lantas mengomeli Dazai untuk tidak selalu memikirkan tentang gantung diri di setiap kedai teh yang mereka kunjungi. Dazai lalu membual tentang gantung diri itu menyehatkan dan menyuruh Kunikida menulis hal itu pada buku catatannya, yang tentu saja dilakukan oleh Kunikida. Kunikida lantas kembali mengomel sambil menggoyang-goyangkan Dazai dengan kesal ketika pemuda perban mengatakan bahwa ia hanya mengerjai Kunikida.

Mata Gojo melihat apa yang dilakukan kedua pemuda di hadapannya, tetapi telinganya dapat mendengar bisikan Atsushi.

“Apa benar mereka anggota Agensi Detektif Bersenjata? Aku pikir mereka seharusnya terlihat sangat kuat dan serius. Ini bercanda kan?”

“Sejujurnya aku juga berpikir hal yang sama. Aku sedang menjalankan tes masuk agensi dan sedikit heran melihat tingkah mereka berdua. Aku sempat berpikir tingkah mereka merupakan bagian dari tes masuk agensi, tetapi sepertinya bukan.” Gojo dapat mendengar tawa Atsushi ketika ia membisikkan balasannya.

Ano, jadi sebenarnya apa yang sedang kalian selidiki?”

Mendengar pertanyaan Atsushi, Kunikida melepaskan Dazai, menatap bocah itu lalu menjawab, “Kami sedang mengejar harimau.”

Mendengar kata harimau, Gojo dapat melihat kengerian di wajah Atsushi. Hal itu membuatnya bertanya-tanya tentang reaksi bocah itu.

Dazai kemudian menambahkan, “Akhir-akhir ini, seekor ‘harimau pemakan manusia’ membuat masalah di kota. Meskipun kami tidak tahu soal ‘pemakan manusia’ benar atau tidaknya, tetapi sudah ada laporan tentang menghancurkan gudang, memakan hasil panen, dan harimau itu melakukan apapun yang dia mau. Baru-baru ini ada laporan bahwa harimau itu terlihat di sekitar sini.”

Saat mendengar lokasi sang harimau, Atsushi semakin ketakutan, ia bahkan sampai jatuh dari kursinya. Hal itu jelas menarik perhatian bukan hanya Gojo, tetapi kedua pemuda di hadapannya juga.

“Ada apa Atsushi-kun?” Tanyanya.

“Bu-bukan apa-apa. Ka-kalau begitu, a-aku permisi.”

Atsushi menjawab dengan gugup. Bocah itu berusaha kabur, tetapi Kunikida bergerak cepat menghentikannya dengan memegang kerah belakang baju bocah itu.

“Tunggu, bocah. Kau tahu sesuatu, kan?” Kunikida dengan tegas bertanya.

Masih berusaha melarikan diri, dengan putus asa Atsushi berkata, “Percuma. Tidak ada yang bisa menandingi harimau itu!”

“Apa kau tahu sesuatu tentang harimau itu, Atsushi-kun?” Tanya Gojo dengan nada lebih lembut.

“Harimau itu mengejarku! Dia ingin membunuhku! Jika dia ada di sekitar sini, aku harus cepat-cepat kabur!”

Bocah itu semakin keras berusaha kabur. Kunikida lantas menjatuhkan bocah itu lalu mengunci pergerakannya di lantai.

Another World ~ Gojo Satoru X BSDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang