07. Tes Masuk

772 133 5
                                    

Gojo, Dazai, Kunikida, dan Atsushi kini sedang mengendap-endap di tangga. Mereka tidak menggunakan elevator karena takut pengebom mengetahui kedatangan mereka karena suaranya.

Tapi kenapa keadaan sekitar masih biasa saja? Bukankah seharusnya mereka mengevakuasi orang-orang terlebih dahulu?

Selagi mereka menaiki tangga ke lantai empat, Atsushi selalu bertanya kenapa ia juga ikut serta. Akan tetapi, baik Dazai maupun Kunikida mengabaikan pertanyaan bocah itu. Bocah itu juga sempat bertanya padanya, yang hanya ia balas dengan gelengan kepala, pura-pura tidak tahu alasannya. Ia menebak bahwa ini hanyalah salah satu tes masuk, entah untuk Atsushi maupun dirinya. Oleh karena itu, ia ikut bersandiwara.

“INI SEMUA SALAH KALIAN! Ini semua salah Agensi Detektif Bersenjata! MANA DIREKTURNYA? Bawa dia ke sini! CEPAT! Kalau tidak, AKAN KU TERBANGKAN SEMUANYA DENGAN BOM INI!”

Jika kau tidak sanggup lagi berteriak, sebaiknya berhenti. Gojo akui akting bocah wortel dan gadis muda yang menjadi sandera cukup bagus dan meyakinkan, tetapi itu belum cukup untuk mengelabuinya. Kenapa yang menjadi sandera justru gadis muda yang masih memakai seragam sekolah?

Setelah berhasil memasuki kantor agensi, mereka berempat bersembunyi dibalik pagar tanaman yang digunakan sebagai hiasan sekaligus pembatas ruangan di kantor. Dengan susah payah Gojo duduk membungkuk untuk menyembunyikan dirinya, mengingat tinggi tanaman yang tidak mampu menyembunyikan dirinya jika ia jongkok seperti yang lain.

Waah... Sepertinya masalah dendam.” Gojo yang pertama membuka suara.

“Kau benar, Gojo-san. Lagi pula mengingat pekerjaan yang kami lakukan, selain memiliki banyak musuh, tidak aneh jika ada orang yang memiliki dendam bahkan sampai berbuat nekat.”

Kunikida membalasnya serius. Berakting maupun tidak, pemuda kacamata memang selalu seperti itu kepadanya.

“Melihat bom yang digunakan, sepertinya itu adalah bom dengan daya ledak yang lumayan tinggi. Setidaknya untuk menerbangkan semua yang ada di lantai ini.”

Oh, sesuai dugaannya, pemuda perban memang pandai sekali dalam bersandiwara.

“Kita memerlukan sesuatu untuk meredam ledakannya. Akan tetapi, dengan keadaan kita saat ini, apa yang bisa kita lakukan?” Pemuda perban berpura-pura berpikir.

“Bagaimana jika membiarkan dia menemui direktur?” Pemuda perban menyampaikan ide gilanya dengan senyuman polos.

“Kau gila! Yang ada direktur akan terbunuh! Lagi pula saat ini direktur tidak ada di kantor. Beliau sedang dalam perjalanan bisnis.”

Pemuda kacamata berbohong. Gojo dapat dengan jelas melihat energi milik direktur dan beberapa anggota lain selain yang ada di ruangan ini, kini berada di dalam ruangan direktur.

“Kalau begitu, pertama-tama kita harus mencari cara untuk menyelamatkan sandera.” Kali ini pemuda perban terlihat serius.

“Tapi bagaimana caranya?”

Dazai membalas pertanyaan Gojo hanya dengan menatapnya sebentar. Pemuda perban lalu mengalihkan tatapan seriusnya pada Kunikida.

Suasana di antara mereka terasa sangat serius dan intens. Sebelum dengan tiba-tiba, pemuda kacamata dan perban memecah suasana dengan bermain batu kertas gunting, yang dengan gembira dimenangkan oleh Dazai dan Kunikida yang kesal atas kekalahannya.

Gojo bingung dengan apa yang terjadi. Ia menatap Atsushi yang bereaksi sama dengannya. Kunikida lalu keluar dari persembunyian, berjalan mendekati dan mencoba membujuk si pengebom.

Oi! Tenanglah, nak.”

“Jangan mendekat! Atau aku akan meledakkan bom ini!”

Kunikida berhenti. Pemuda kacamata mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.

Another World ~ Gojo Satoru X BSDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang