“Kalian sangat terlambat!”
Saat mereka bertiga tiba, sudah ada para petugas kepolisian yang mengamankan TKP. Mereka bahkan sepertinya menebar jaring di sungai, melihat adanya mesin penarik di bantaran sungai.
Orang yang berteriak kepada mereka barusan, sepertinya merupakan penyelidik yang memimpin pada kasus ini. Di sebelahnya ada seorang petugas kepolisian yang terlihat masih muda.
Ngomong-ngomong Gojo terpaksa ikut karena Kunikida pikir mungkin ia bisa belajar menjadi detektif hebat dari Ranpo. Selain itu, ia juga diminta untuk mencari keberadaan pemuda perban setelah kasus terpecahkan.
Ughh... Merepotkan. Ia harap dengan melihat cara Ranpo bekerja, dapat mengurangi kekesalannya. Ia cukup penasaran pada pemuda kekanakan dan sombong itu.
“Kami minta maaf.”
Menyadari kesalahan, ia dan Atsushi membungkuk meminta maaf. Sedangkan Ranpo, tanpa merasa bersalah sedikitpun malah langsung bertanya.
“Siapa kau? Di mana Yasui-san?”
“Aku Minoura, penggantinya Yasui. Kasus ini sepenuhnya berada di bawah pengawasan kami. Agensi detektif tidak perlu ikut campur.” Penyelidik itu menjawab dengan tegas.
“Kau bodoh ya? Kasus yang sulit, harus diselesaikan oleh detektif terhebat.” Meskipun dengan nada polos, apa yang Ranpo katakan cukup mengesalkan untuk didengar.
“Ranpo-kun!” Gojo memperingatkan.
Ahh... Sekarang ia mengerti perasaan orang-orang di dunianya saat menghadapi dirinya. Ia sedang malas dan tidak ingin masalah bertambah. Ia ingin cepat-cepat pulang dan membeli jajanan manis.
“Korban pembunuhan kali ini adalah bawahanku. Oleh karena itu, aku tidak butuh bantuan detektif swasta seperti kalian.”
Dengan nada sedikit kesal, Minoura menegaskan kembali. Meskipun begitu, mereka masih diizinkan untuk melihat keadaan mayat korban. Mereka lalu beranjak ke bantaran yang lebih dekat dengan sungai, tempat diletakkannya mayat korban yang telah diangkat dari sungai dan kini ditutupi kain putih.
Kain penutup dibuka oleh petugas muda dan menampakkan mayat seorang gadis yang masih muda dengan tiga luka tembakan di dadanya. Ranpo menundukkan kepala dan melepaskan topi yang ia gunakan untuk menghormati korban. Sedangkan Gojo dan Atsushi hanya menundukkan kepala.
“Korban ditemukan mengapung di sungai tadi siang.” Petugas muda itu membuka suara dan mulai menjelaskan.
“Ada tiga luka tembakan di dadanya. Kami masih belum tahu tempat dan kapan pembunuhan itu dilakukan. Kami bahkan tidak menemukan pelurunya di mana pun.” Lanjut petugas itu.
“Bagaimana dengan petunjuk si pelaku?” Gojo bertanya.
“Tidak diketahui. Sulit untuk memperkirakan siapa yang dia temui hanya dari kondisinya saja. Sejauh yang kami ketahui, korban tidak memiliki hubungan apapun dengan orang lain.” Minoura menambahkan dengan nada menyesal.
“Kalau begitu, itu artinya kalian tidak punya petunjuk apapun?”
Ranpo memakai kembali topinya dan mengatakan hal itu dengan nada yang terdengar meremehkan. Meskipun Gojo kini mulai setuju dengan pendapat Ranpo mengenai betapa payahnya para petugas itu, mengatakannya tepat di depan muka mereka bukanlah hal yang tepat juga.
Ah! Ia hampir lupa. Ia juga sering melakukannya dulu di dunianya. Hehehe... Memang menyenangkan membuat lawan bicaramu kesal.
Semakin ia melihat tingkah Ranpo, semakin ia teringat dengan dirinya sendiri. Mereka berdua memiliki karakter yang hampir mirip. Dan kini ia sadar kalau ia memang menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World ~ Gojo Satoru X BSD
Fanfiction( Slow Up ) Entah berapa lama Gojo terkurung di Prison Realm, tetapi ia mulai kehilangan kewarasannya. Tiba-tiba sebuah titik cahaya muncul. Dengan harapan teman-temannya berhasil menemukan cara untuk membebaskan dirinya, tanpa berpikir panjang ia...