“Boo...! Waktunya habis! Sayang sekali... Kau tidak punya bakat menjadi detektif terhebat.”
Ranpo tiba-tiba berteriak senang dan mengejutkan mereka semua. Pemuda itu dengan santainya menepuk-nepuk kepala Sugimoto seperti menenangkan anak kecil. Melihat tingkah Ranpo yang seenaknya, Minoura semakin kehilangan kesabarannya. Penyelidik itu menatap tajam Ranpo.
“Dari tadi kau selalu mengoceh tentang detektif terhebat. Kau itu terlalu banyak membaca novel. Kasus ini harus diselesaikan dengan menyelidikinya dengan teliti.”
“Eh... Kau belum paham ya? Seorang detektif terhebat itu tidak perlu menyelidiki. Cukup dengan mengaktifkan kemampuan super deduksi, semuanya bakal selesai. Mulai dari siapa pelakunya, kapan dan di mana pembunuhan terjadi, dan juga cara membunuhnya. Bukan hanya itu, keberadaan bukti dan cara menginterogasi pelaku agar mengaku, semua sudah ada di kepalaku seperti sebuah ilham.” Semakin Ranpo berbicara, semakin penyelidik itu kesal.
Keberadaan para pengguna kemampuan memang sebisa mungkin di sembunyikan dari masyarakat biasa. Akan tetapi Gojo yakin, karena pekerjaannya, Minoura pasti mengetahui keberadaan mereka.
Apa yang dirasakan oleh orang biasa yang mengetahui adanya kemampuan dan penggunanya?
Ketakutan pasti mendominasi. Akan tetapi, pasti sebagian ada yang merasa iri ataupun marah. Iri karena mereka pikir, para pengguna kemampuan tak perlu berusaha keras untuk menggapai apa yang orang biasa impikan. Marah karena sebagian para pengguna kemampuan menggunakan kemampuan mereka untuk melukai bukannya melindungi.
“Jangan bercanda! Kau pikir, kau itu Tuhan hah!”
Minoura berteriak dengan kesal sambil berjalan mendekati Ranpo. Meskipun begitu, Ranpo sama sekali tidak terlihat takut. Pemuda itu malah tersenyum angkuh.
Khawatir dengan apa yang mungkin terjadi, Gojo mendekati Ranpo, sedangkan Dazai menempatkan diri di antara kedua orang yang bersitegang sambil merentangkan kedua tangannya. Pemuda perban mencoba menenangkan penyelidik yang sangat kesal.
“Woah... Woah... Tenanglah tuan. Ranpo-san memang seperti itu.”
Melangkah mundur sedikit untuk menjaga jarak, Minoura masih menatap Ranpo tajam. Penyelidik itu lalu menantang Ranpo dengan nada meremehkan.
“Baiklah. Kalau memang kau sehebat itu, coba buktikan dan biarkan aku melihatnya!”
“Eh... Apa ini sebuah permintaan?”
Masih dengan nada yang terdengar menyebalkan, Ranpo bertanya. Minoura tidak menjawab. Penyelidik hanya kembali menatap Ranpo tajam. Melihat respons Minoura, Ranpo melanjutkan perkataannya.
“Baiklah. Lagi pula, sloganku itu ‘Jika aku bilang semuanya baik-baik saja, maka semuanya memang baik-baik saja’. Lihatlah baik-baik kemampuan super deduksiku!”
Slogan yang cukup unik.
Ranpo lalu mengeluarkan sebuah kacamata dari sakunya dan kemudian memakainya. Di saat yang sama, Gojo dapat mendengar bisikan pemuda perban yang kini berdiri di samping bocah harimau, yang hanya ditujukan kepada bocah itu.
Pemuda perban benar-benar mengabaikan keberadaan Gojo.
“Perhatikanlah baik-baik Atsushi-kun. Kemampuan terhebat yang memperkuat Agensi Detektif Bersenjata.”
Kemampuan terhebat ya. Hehehe. Sesuai informasi dari Six Eyes miliknya, tidak ada yang terjadi. Ranpo bukanlah pengguna kemampuan. Akan tetapi, bukan berarti kemampuan deduksinya merupakan sebuah kebohongan. Bisa saja pemuda itu sangat pintar sehingga terlihat seperti pengguna kemampuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World ~ Gojo Satoru X BSD
Fanfiction( Slow Up ) Entah berapa lama Gojo terkurung di Prison Realm, tetapi ia mulai kehilangan kewarasannya. Tiba-tiba sebuah titik cahaya muncul. Dengan harapan teman-temannya berhasil menemukan cara untuk membebaskan dirinya, tanpa berpikir panjang ia...