14. Kasus Selesai

655 120 4
                                    

Ranpo dan Minoura kini berada di dalam ruang interogasi untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Sugimoto. Sedangkan Gojo, pemuda perban, dan bocah harimau memperhatikan mereka dari balik kaca ruang interogasi.

“Aku sama sekali tidak berniat menembaknya. Dia sedang menyelidiki kasus korupsi para politisi dan berhasil mendapatkan bukti yang memberatkan senator.”

Sugimoto mulai bercerita sambil menundukkan kepala dengan kedua tangannya yang diborgol diletakkan di atas meja. Mantan petugas itu terlihat sedih dan menyesal.

“Senator itu rubah yang licik. Dia mengirimkan seseorang ke dalam kepolisian untuk menghilangkan bukti-buktinya.” Sugimoto melanjutkan.

“Dan orang itu adalah kau kan?”

Mendengar pertanyaan yang sudah jelas jawabannya dari Ranpo, Sugimoto mengepalkan kedua tangannya. Mantan petugas itu terlihat marah, entah pada siapa. Mungkin, pada dirinya sendiri.

“Aku selalu ingin menjadi petugas polisi. Setelah tiga kali gagal dalam seleksi, aku benar-benar depresi. Saat itulah orang itu datang dan bertanya apakah aku rela melakukan apapun untuk menjadi seorang polisi. Orang itu lalu menggunakan kekuasaannya dan menjadikanku seorang petugas polisi dengan syarat, aku harus menuruti perintahnya.”

“Dan kau rela menjadi anjing peliharaannya dan membunuh Yamagiwa!?” Minoura menggebrak meja dan berteriak marah.

“Ti-tidak! Aku mencoba memperingatinya! Aku bilang, kalau dia tidak menyerahkan barang buktinya padaku, dia akan mati. Tapi dia...”

Mantan petugas tiba-tiba berhenti menjelaskan, ia tenggelam dalam memori yang menyakitkan. Oleh karena itu, Ranpo mengambil alih.

“Dia tetap bersikeras akan memberikan barang bukti ke kejaksaan. Lalu kau mengancamnya dengan pistol. Bukan untuk membunuhnya, melainkan membunuh dirimu sendiri. Hal ini karena kau dan wanita itu tahu, kalau kau tidak akan bisa membunuhnya. Melihat hal itu, wanita itu mencoba mencegahmu, dan tembakan yang sayangnya berhasil mengambil nyawanya pun terjadi. Bukan begitu, Sugimoto-kun?”

Sugimoto memilih diam meskipun terlihat jelas kalau mantan petugas itu terkejut mendengar penjelasan Ranpo. Melihat hal itu, Ranpo kembali menjelaskan.

“Kalau sampai kejadian itu terungkap, kau akan ketahuan sebagai pelakunya dan kehilangan pekerjaanmu sebagai polisi. Kau pun panik, dan parahnya hanya ada satu orang yang dapat kau andalkan saat itu. Kau menghubungi senator dan dia memberitahumu cara menghilangkan barang bukti. Kau pun mengikuti perintahnya dengan menembak lagi dua kali tepat di dadanya untuk membuatnya terlihat seperti ulah mafia. Untuk menunda penemuan jasadnya, kau menghanyutkannya di sungai.”

Mantan petugas masih memilih diam atas penjelasan Ranpo. Bahkan saat Minoura berteriak menanyakan keberadaan bukti-bukti yang di dapat oleh korban, Sugimoto masih memilih untuk tidak mengucapkan satu patah kata pun. Melihat hal itu, Ranpo beranjak mendekati Sugimoto, lalu berkata tepat di samping telinga mantan petugas itu.

Ne, Sugimoto-kun. Biar kutebak kata-kata terakhir dari wanita itu yang dikatakan padamu. ‘Aku minta maaf,’ kan?”

Mantan petugas itu semakin terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Ranpo, sebelum akhirnya menundukkan kepala dan berkata disela isak tangisnya.

“Kau benar-benar tahu segalanya. Bukti-bukti itu ada di laci mejaku.”






“Terima kasih atas bantuannya. Dan juga, maaf sudah meragukan kemampuanmu.” Minoura mengusap-usap tengkuknya dan berkata dengan canggung.

Kasus telah selesai, dan kini mereka berada di depan kantor polisi dengan Minoura yang mengantar kepulangan mereka.

“Kalau menemui kasus sulit lagi, kami akan minta bantuanmu.”

Another World ~ Gojo Satoru X BSDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang