“Satoru, tidak baik menindas yang lemah.”
“Orang bodoh mana yang akan memprovokasi orang kuat?”
“Menurutmu, kenapa kita harus memasang tabir? Mereka yang bukan penyihir kan tidak bisa melihat kutukan dan energi kutukan.”
“Tentu saja tabir itu penting. Mencegah lahirnya kutukan adalah yang paling penting untuk menjaga ketenangan orang-orang. Oleh karena itu, kita harus menjaganya tetap rahasia. Bukan hanya itu...”
“Baiklah-baiklah, aku mengerti. Haah... Menjengkelkan jika harus mempertimbangkan yang lemah.”
“Mengawasi yang kuat dan melindungi yang lemah adalah hal yang seharusnya dilakukan. Dengar baik-baik Satoru. Penyihir Jujutsu itu ada demi melindungi mereka yang bukan penyihir.”
“Apa kau sedang membual? Aku benci itu.”
“Apa?!”
“Memaksakan alasan dan tanggung jawab pada kekuatan, bukankah itu sikap orang yang lemah? Jangan bangga karena mengatakan omong kosong!”
“Mengantar seorang gadis Wadah Plasma Bintang ke tempat Tengen-sama untuk penggabungan, agar Tengen-sama tidak kehilangan kendali dan dunia baik-baik saja. Sebuah misi khusus untuk kita berdua. Haah... Grup pengguna kutukan Q menginginkan kekacauan, aku mengerti alasan mereka. Tapi, kenapa Grup Religius Bintang juga mengincar gadis itu?”
“Mereka memuja Tengen-sama yang suci. Menurut mereka Wadah Plasma Bintang akan mengotori kesucian itu. Mereka bukanlah pengguna kutukan, kita tidak perlu memikirkan mereka. Yang perlu kita khawatirkan hanya Grup Q.”
“Bukan masalah. Lagi pula, kita berdua kan yang terkuat.”
“Heh... Kau ini...”
“Apa?”
“Tidak, bukan apa-apa. Tapi Satoru, bisakah kau bersikap lebih sopan?”
“Hah!?”
“Setidaknya jaga cara bicaramu di hadapan sosok yang memiliki jabatan lebih tinggi. Jangan buat masalah.”
“Aku tidak mau.”
“Haah... Kau ini... Ya sudahlah.”
“Bagaimana kalau gadis itu menolak penggabungan?”
“Ya, bagaimanapun juga, penggabungan artinya dia akan mati.”
“Kalau begitu, tidak usah bergabung.”
“Hahaha. Apa tidak apa-apa, Satoru? Mungkin, kita harus bertarung dengan Tengen-sama.”
“Apa kau takut, Suguru? Tenang saja, pasti ada caranya.”
“Satoru, kau menggunakan teknik kutukan sejak kemarin dan kau juga belum tidur. Malam ini kau juga tidak berniat untuk tidur kan? Apa kau yakin ingin pulang besok pagi? Bukankah lebih baik segera kembali ke sekolah? Setidaknya kita akan aman di bawah pelindung sekolah milik Tengen-sama.”
“Tenang saja, ini bukan apa-apa. Selain itu, masih ada kau kan?”
“Sekarang kita berada di dalam pelindung sekolah. Kita bisa beristirahat dengan tenang. Satoru, terima kasih untuk kerja kerasmu.”
“Haah... Aku tidak mau jadi pengurus bocah lagi.”
“Satoru!!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World ~ Gojo Satoru X BSD
Fanfiction( Slow Up ) Entah berapa lama Gojo terkurung di Prison Realm, tetapi ia mulai kehilangan kewarasannya. Tiba-tiba sebuah titik cahaya muncul. Dengan harapan teman-temannya berhasil menemukan cara untuk membebaskan dirinya, tanpa berpikir panjang ia...