17. Asal-usul

862 142 27
                                    

“Maksudnya, Ranpo-kun?” Gojo bertanya.

Ia tidak akan langsung bercerita tanpa mendengarkan deduksi apa yang didapatkan detektif itu.

“Orang yang merekomendasikanmu mengatakan kalau kau dirampok sampai kau tidak memiliki apapun selain pakaian yang kau kenakan. Akan tetapi, sejak hari pertama kau diterima bekerja, kau berbelanja tanpa khawatir soal uang. Meskipun memang kau menerima bayaran dari kasus-kasus yang kau tangani, uang-uang itu tidak akan cukup untuk membayar semua yang telah kau beli.”

Ranpo berhenti sebentar dan fokus menatap Gojo, seakan ingin melihat reaksi apa yang akan ia keluarkan atau pun menilik pakaian baru miliknya yang ia kenakan, untuk membuktikan perkataan pemuda itu sendiri.

Gojo balas menatap dari balik kacamata hitam miliknya. Bibirnya menampilkan senyuman formal, ia tidak berniat untuk memberikan reaksi lebih.

“Oleh karena itu, aku pikir kau pasti telah mendapatkan uang yang banyak dari sumber lain. Hari itu kalian sempat bermain tebak-tebakan di Kafe Uzumaki mengenai pekerjaan anggota agensi sebelum mereka bekerja di sini. Dan seperti yang kita tahu, tidak pernah ada yang bisa menebak pekerjaan Dazai, sampai akhirnya menjadi salah satu dari misteri agensi, yang di mana kalian akan mendapatkan bayaran jika berhasil menebaknya. Kau berhasil menebaknya kan, Gojo-san.”

Daripada sebuah pertanyaan, nada yang digunakan Ranpo lebih terdengar seperti pernyataan. Dan faktanya, semua yang dikatakan oleh detektif itu memang benar. Ahh... Sungguh detektif yang hebat.

“Benarkah, Gojo?” Fukuzawa bertanya untuk memastikan.

“Ya. Aku juga tidak menyangka kalau tebakanku akan benar. Mungkin, aku sedang beruntung.”

Gojo mengalihkan tatapannya pada direktur agensi. Ia mengangkat bahu, bertingkah seakan itu adalah hal yang sepele.

“Memangnya, kau menebak apa?” Tanya direktur kembali.

“Aku menebak kalau Dazai-kun mantan mafia atau pembunuh bayaran. Saat aku akan berangkat belanja atas perintah Kunikida-kun, kami turun bersama. Lalu, Dazai-kun menghentikanku di pintu masuk bangunan, membenarkan tebakanku kalau dia memang mantan mafia, dan memberikanku uang taruhannya. Aku bilang padanya kalau aku akan percaya pada penilaian direktur. Jadi, yaahh... Itu saja.” Masih dengan santai, Gojo menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

“Kenapa kau menebaknya dengan dua pekerjaan itu Gojo-san?”

Memang aneh menebak pekerjaan orang yang baru saja menjadi rekan kerjamu di agensi detektif dengan kedua pekerjaan itu. Bagaimanapun juga, kedua hal itu merupakan pekerjaan kotor dan termasuk kriminalitas, yang secara teknis merupakan salah dua musuh dari pekerjaan detektif.

Oleh karena itu, tidak heran jika timbul pertanyaan tentang apa yang ia pikirkan saat menebak. Bagaimanapun juga, kalau ternyata tebakannya salah, hal itu hanya akan berakhir dengan kecanggungan atau bahkan permusuhan. Apalagi meskipun lebih muda, Dazai tetap merupakan senpainya.

“Sebenarnya aku hanya berniat bercanda mengatakan itu. Karena sebelum aku, Atsushi-kun lebih dulu menebak dengan mengatakan banyak macam-macam pekerjaan dan jawabannya salah semua. Siapa sangka kalau tebakanku ternyata benar.”

Ia harap kebohongannya tidak terlihat oleh Ranpo. Karena sejujurnya, sedari awal ia memang menaruh curiga sebab ia merasakan aura pemuda perban yang berbeda.

“Sama sepertimu, Dazai juga bekerja di sini atas rekomendasi seseorang dan tidak ada jejak masa lalu tentangnya. Caranya dalam menangani kasus juga terkadang... ‘Berbeda’. Hanya saja, instingku mengatakan untuk mempercayainya. Hal yang sama juga berlaku padamu, Gojo.”

Another World ~ Gojo Satoru X BSDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang