AP02: Kabarnya Selama Ini

155 21 1
                                    

"Jelasin, Brengsek."

Keanu memandang saya kesal sambil menendang kecil kaki saya dibawah meja makan. Dari raut wajahnya saja, saya sudah jamin pasti dia akan memaki-maki saya jika tak ingat bahwa sekarang ada anak-anak di rumahnya.

"Apa, Brengsek? Gua aja belom tau apa-apa selain kartu kredit dia nggak bisa dipake disini pas tadi nganterin dia ke hotel!" omel saya.

"Dia istri orang kalo lu lupa yah. Suaminya bukan orang sembarangan, bahkan mertua sama orang tua dia aja bukan orang sembarangan. Berani lu ngumpetin dia di Indonesia?" ini adalah omelan terpanjang Keanu sepanjang saya menjalin persahabatan dengannya. "Lu mau bikin perang antar negara kah? Mau dideportasikah diri lu ini? Mau masuk pengadilan militer lu hah?"

"Keanu sumpah yah! Beneran gua juga kaget dia tiba-tiba ada di depan markas!" balas saya membela diri. "Tadi gua sempet tanya dia mau apa kesini dan kenapa kesini dan lu pasti tau lah jawaban dia."

Tentu saja,
apalagi lagi jika bukan bertemu saya.

Keanu menghela nafas. "Udah lu tanya belom?"

"Apa?"

"Masih istri orang apa bukan dia."

"Nggak tau, gua belom nanya."

"Lu buat dataran baru aja deh sana, supaya kalo diserang Korea Selatan, lu duluan yang kena, Brengsek."

Setelah pertemuan saya dengan Hae di markas yang tak banyak berbagi kisah itu, membuat saya akhirnya meminta dia menunggu sampai saya menyelesaikan pekerjaan saya dan mengantarnya ke hotel yang katanya sudah dia pesan.

Walau saya jadi tak enak hati karena harus membuatnya menunggu diluar markas, duduk di halte bus yang agak jauh dari kawasan markas. Namun, wanita itu tampak tak masalah dan hanya menyetujuinya. Bagaimanapun juga di markas, saya tak bisa berbuat sesuka hati sekalipun dia datang sebagai orang yang saya kenal, karena di markas masih ada prosedur yang harua dipatuhi.

Saya menyelesaikan pekerjaan saya secepat mungkin karena takut terjadi sesuatu padanya, melirik lewat jendela berkali-kali untuk memastikan dirinya aman disana ... bersama seorang anak laki-laki yang belum saya ketahui namanya. Satu hal yang saya tahu, anak laki-laki itu pastilah buah hatinya dengan Lee Jaewoo, nama asli pemeran pria yang merupakan tunangannya di dalam novel dengan nama Cha Suho.

Selesai dengan pekerjaan, saya pamit pada para tentara yang bertugas untuk pulang dan membawa Hae serta anaknya ke hotel yang katanya sudah dia pesan. Namun, malah terjadi sesuatu yang membuat saya kelimpungan.

Kartu kredit yang dia pakai tak bisa dipakai karena alasan ketidaktersediaan layanan. Parahnya lagi, Hae baru sadar kalau kartu kredit yang dibawanya adalah kartu kredit lokal yang hanya bisa digunakan di Korea Selatan, bukan kartu kredit internasional.

Hae membawa kartu debit internasional, namun sayangnya kartu debit internasional itu hanya bisa digunakan untuk menarik uang di mesin ATM yang menyediakan layanan penarikan uang luar negeri.

Sehingga berakhirlah kami disini, di rumah Keanu dan Aleana.
Berawal dari saya yang bertanya perihal apartemen Aleana yang kosong dan memang sedang mencari penyewa berujung pada penuntutan Keanu untuk meminta penjelasan pada saya yang juga belum tahu apa-apa karena Hae tak banyak bicara dan saya juga tak tahu harus bicara apa.

"Udahlah, ini udah malam. Kasihan itu anaknya masih kecil, apalagi dia butuh adaptasi disini. Mana sini access card sama door code," pinta saya.

"Lu harus balikin dia ke negaranya anjir gimana pun caranya," ujar Keanu menyerahkan access card dan secarik kertas yang bertuliskan door code milik apartemen Aleana.

ARJUNA [SVT] -Hiatus-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang