Prolog

98 12 2
                                    

So let me just give up
So let me just let go
If this isn't good for me
Well i don't wanna know

Let me just stop trying
Let me just stop fighting
I don't want your good advice or reasons why am alright
You don't know what it's like

(You don't know)

Happy reading

°°°°

Lembayung tenggelam kala itu. Sang mentari tertutup awan tanpa menanggalkan jingga. Awan berduyun-duyun memanggil sang mentari pulang ke peraduan, gemboran angin menjadi riak semangat awan tuk pulang.

Ditengah hiruk pikuk kegiatan sang langit. Langkah kecil terdengar bersahutan, gesekan gelang kaki bergemericik riang.

"Hari ini sepi dan aku selalu sendiri," tawa renyah terdengar dari kegelapan malam.

Sesosok tubuh mungil melompat dengan riang, undakan batu di lewati tanpa beban.

Dering telepon memecah keheningan malam, merogoh saku, gadis itu bersenandung pilu.

Ada apa dengan hari ini?

Itulah pertanyaan yang terus bersesak payah di benak sang gadis.

Ia terkekeh melihat nama yang tertera di layar handphone keluaran terbaru yang ia punya, tanpa lama menggeser tanda hijau.

"Halo," dengusan napas tertahan terembus begitu saja kala ia mendengar sapaan retoris orang yang terus menggembor hati dan raga beberapa pekan terakhir ini.

"Lia pulang, ngak baik anak gadis malam-malam keluyuran." Nasihat suara itu dengan nada lembut, tapi gadis yang di sapa Lia terus saja merotasikan mata muak.

Tanpa mendengar kelanjutan suara lembut itu, ia menutup telepon dengan sembarang, menyusupkan nya kembali ke saku jaket yang ia kenakan.

Melanjutkan langkah yang sempat tertunda, Lia kembali tersenyum dan bersenandung. Kejadian tadi sudah menjadi asupan sehari-hari.

Suara yang terus bergaung di benaknya membuat hatinya sakit, ia muak mendengar dan menjalani hidup yang telah Tuhan buat.

Skenario ini terlalu menyakitkan, hatinya berdenyut tanpa tau apa yang sebenernya kisut, dirinya atau hati yang kian menyusut.

Tegapkan badan dan ayunan langkah yang sepadan, perpaduan yang hebat saat di landa kesedihan. Itulah yang sering Lia lakukan tersenyum dan tetap melangkah meskipun sering kehilangan arah.

Mantra yang sering ia ucapkan di saat semua hal tak pernah bisa menjadi acuan tuk bangkit ataupun sekedar menghirup udara yang habis menghimpit.

°°°°

So short? Ikr. Ini cerita pertamaku. Diharapkan kalian enjoy ya baca ceritaku. Banyak metafora dan hiperbola harap maklum.

Thanks for reading ^°^

2020

Catatan : Ini novel 3 tahun lalu, saya mau coba lanjutin meskipun ya kayaknya jarang yang tertarik. Tapi tak pa kasian Lia nunggu tamat.

[END] What's wrong with me?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang