Keping tiga belas • Verbal bullies (2)

33 4 0
                                    

Apa yang diperlukan supaya disukai orang?
Apakah mengikuti tuntutan nya kita akan menang?
Disayang?

Lantas apa jati diri kita sebenernya?

Tuntutan itu semakin keterlaluan
Hidup ini penuh dengan kicauan,
Mengapa tidak berhenti sekejap, diam

(Lia Angelista)

•••

"Hey tuh princess Lia datang. " Suara berbisik yang sengaja di keraskan terdengar oleh Lia yang baru saja melangkahkan kakinya ke kelas.

"Iya itu dia, Secantik itu kah dia? Perasaan biasa aja." Seseorang berbisik di belakang Lia, Lia menoleh ke belakang. Dan orang yang di lihatnya memalingkan muka, pura-pura tidak tahu.

Lia berjalan menuju tempat duduknya dipenuhi lirikan aneh, dengan bisik-bisik yang tak ayal menyapa telinganya. Lia hanya menghela napas.

Kesal tidak?

Tentu saja, kesal.

Pagi-pagi, Lia tidak tahu di mana letak kesalahannya, ia di bombardir dengan desas desus yang aneh. Tiap langkahnya di koridor tadi, banyak orang yang meliriknya aneh.

Lia tidak tahu apa yang salah hari ini.

Dia memeriksa baju, rok sampai aksesoris yang dia pakai. Tapi sama seperti biasa, tidak ada yang wah, tidak ada yang janggal.

Dan ketika ia sampai di kelas barusan. Ia sedikit tahu, ini semua bukan tentang apa yang salah dengan pakaiannya hari ini. Tapi lebih mungkin ada rumor yang beredar, desas desus yang sangat buruk. Sehingga teman-teman lainnya melihatnya sangat aneh.

Lia menghela napas, menopang dagu dengan sebelah tangannya. Dan mencoba memikirkan alasan yang pasti mengapa dan rumor apa yang membuat orang-orang sangat asyik hari ini.

Setelah beberapa menit dia memikirkan apa itu, Lia masih tidak bisa mendapatkan ide. Dan kebetulan, guru masuk dan memulai pelajaran hari ini. Lia hanya bisa mengenyahkan pikiran berantakan nya saat ini dan mulai fokus untuk belajar.

•••

Jam istirahat

"Heh kalian liat si Lia ngak? " Seorang murid berpakaian serba minim masuk dengan rombongannya.

"Lia? Ohh ke kamar mandi tadi. " Tania yang duduk di dekat pintu menjawab dengan enteng.

"Oh ok. " Denia melambaikan tangannya.

Melihat kepergian Denia dan kawan-kawannya. Tia menepuk tangan Tania dengan ganas.

"Aww! " Tania memekik, mengusap-usap tangannya yang sakit.

"Lo gila ya? Napa kasih tau Si Denia Lia kemana, " Tia memelototi Tania.

"Liat dari sikapnya mereka? Pasti cari masalah itu, bukan lagi. " Tia memijat kepalanya pusing. Tania hanya diam cemberut.

"Si Lia pasti bakal di apa-apain ini. Ayo cari Demetra. Cepetan! " Tia mendorong Tania keluar dari tempat duduknya.

"Ihh gua gamau!" Tania berusaha sekuat tenaga untuk tidak bergeming dari tempat duduknya.

"Gua kan gasalah!" Tania cemberut, "Lo aja sana yang cari, kagak ada urusannya sama gua. Lia emang pantes kok di bully. Sok puteri banget hidupnya. " Tania mendengus kesal.

"Yaudah lah serah lo! Awas gua mau lewat. " Tia mendorong kursi Tania ke belakang, melewati Tania yang masih tidak bergeming.

Tia berlari menelusuri koridor, dia mencari dimana Demetra berada hari ini.

[END] What's wrong with me?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang