Extra : Perpisahan

8 3 0
                                    

Hal yang telah tiada
Rasanya lebih bermakna

Kemana ketika dia ada?
Kamu abai?
Lalai?
Sungguh ironi dunia.

Unknown

••|

Lia meninggal.

Di pagi hari, keluarga Lia berduka. Pasalnya Lia menutup mata selamanya. Ayah, ibu, bahkan Frans terkejut. Mereka tidak pernah berharap, Lia akan meninggalkan mereka secepat ini.

Di depan bangsal Lia saat ini, mereka belum pulih dari berita yang di dengarnya.

Lia meninggal.

"Pah.. Ini ngak nyata kan? Yaaa... Dia? Dia masih ada kan pah? Cuma tidur kan?" Frans mengguncang bahu ayahnya dengan keras.

Bram merespon dengan lambat. Dia tidak menanggapi sama sekali.

Liana di ujung, menangis histeris.

"Ngak mungkin. Ini sama sekali ngak mungkin. Minggu lalu Lia masih sehat. Dia dalam kondisi yang baik. Kenapa sekarang tiba-tiba meninggal? Gua ngak percaya. " Air mata turun perlahan, Frans menutupi wajahnya frustasi.

••

"Maaf pak, ini ada surat. Di selipkan di bantal pasien. " Seorang perawat menyerahkan dua lembar kertas putih pada Bram. Bram yang linglung dengan mekanis mengambil suratnya.

Frans mengambil surat di tangan ayahnya. Membukanya dengan cepat.

"Kalau kalian udah baca ini semua. Mungkin hari itu Lia udah ngak ada lagi.

Yah Lia senang.

Kakak, sering-sering pulang ke rumah yak. Moga kakak sehat terus juga.

Buat Kenan, maafin kakak yang lom bisa jadi kakak yang lebih baik untukmu.

Ayah ama bibi kalian jaga diri baik-baik ya.

Maaf semuanya Lia ngerepotin kalian. Tapi tenang, Lia ngak ada lagi sekarang kok. Moga kalian selalu bahagia.

Doa terbaik buat kalian semua. Lia sayang kalian.

Sampai jumpa semuanya!
Semoga bahagia.

Salam hangat,
Lia Angelista. "

Setelah membaca tuntas isi surat itu, Frans menangis lebih keras. Dia juga belum bisa jadi kakak yang baik buat adiknya sendiri. Selama ini, adeknya pasti sangat menderita. Tapi dia sebagai kakak, sama sekali tidak menemaninya.

Kakak macam apa gua?

Liana juga membaca setiap guratan kata yang tertulis. Dia menangis keras, memeluk tubuh Bram dengan gentar. Bram hanya menutup matanya, air mata meleleh.

Maafin papah ya, mungkin alasan kamu meninggal salah satunya karena papah. Penyebab terbesar, karena papah selama ini sudah abai kan kamu.

Maafin papah nak.

Maafin papah.

[END] What's wrong with me?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang