❝Pada nyatanya, mitos tentang Cinta memang tidak pernah mampu terpecahkan.❞
Demi mendapatkan senjata terkutuk yang ada padamu, Yuuta setuju menuruti semua kemauanmu. Bahkan sampai menjadi pacar kontrak dan pelayan di rumahmu.
Tinggal serumah bersama...
Berhati-hatilah pada senyuman manis seorang gadis. Sebab dibaliknya terdapat berjuta makna yang tak tertebak.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Akhirnya kau menemukanku. Aku sudah bosan menunggumu.”
Perkataan santainya yang dibalut senyum manis itu seolah menampakkan jika dirinya sama sekali tidak terkejut dengan kedatangan Yuuta. Bahkan tampaknya justru seolah telah dinantinya dengan tidak sabarnya.
Yuuta terbengong melihatnya. Namun ia dengan cepat memasang kewaspadaannya, walaupun gadis didepannya tidak terasa seperti penyihir Jujutsu akan tetapi mengingat kejadian semalam membuatnya memikirkan berbagai dugaan.
“Kau mengenalku? Apa maksudnya dengan menungguku?” tanya bingung sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Begitulah. Aku tahu cepat atau lambat akan datang seseorang untuk mengambil tombak yang kubawa ini.”
“Berarti benar, senjata terkutuknya ada padamu—”
“Yahh, jangan terburu-buru begitu. Bagaimana kalau kita saling memperkenalkan diri dulu? Walau sepertinya kau sudah mengenalku,” tawarnya memotong ucapan Yuuta membuat pria muda itu terbungkam dengan tebakan tepatnya.
“Bukankah katanya, tak kenal maka tak sayang? Perkenalan itu penting untuk mengakrabkan diri,” lanjutnya sambil memainkan jari telunjuknya di udara.
“Perkenalan?” beo Yuuta berkedip polos.
Gadis itu tersenyum lebar, “Namaku Ayasaka [Name]. Enam belas tahun, seorang gadis jahat yang sangat mempesona!” ucapnya memperkenalkan dirinya dengan begitu bangganya.
Ha?
Yuuta terbengong mendengar cara [Name] memperkenalkan dirinya. Dengan santainya mengakui dirinya sebagai gadis jahat bahkan mengulas senyum cerianya, seolah-olah tidak ada beban sama sekali saat mengucapkannya.
Apakah gadis SMA zaman sekarang itu suka bergurau begini? Atau memang gadis ini saja yang memang berbeda dari yang lain?
“Ada apa? Tidak adil kalau kau tidak memperkenalkan dirimu juga!”
Kembali ke kesadarannya, Yuuta memperkenalkan dirinya. “Namaku Okkotsu Yuuta. Kelas dua, SMK Jujutsu.”
“Heee… ternyata murid. Kelas dua, berarti kita seangkatan. Salam kenal, Yuuta.” [Name] tersenyum ramah yang kembali membuat Yuuta tergelak.
“Kalau begitu Ayasaka-san, bisa tolong jelaskan kenapa senjata terkutuknya ada padamu? Tentang kejadian semalam, apa kau seorang penyihir Jujutsu juga?”
