15

636 87 27
                                    

᛫           ᛫ M Y T H ᛫           ᛫

 

Bayangmu dalam benakku lah kekuatanku, dikala keputusasaan merasuki ragaku.

 

           

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
 
 
 
 
 

[Name] menggenggam erat tombaknya, sekujur tubuhnya terasa sakit bahkan luka-lukanya yang tadinya sedikit mengering kembali terbuka.

Agaknya justru ada beberapa luka baru yang semakin menambah perih setiap angin berhembus menerpa tubuhnya. Kepalanya berkunang-kunang mungkin karena kekurangan darah atau sebab dirinya sama sekali tidak beristirahat barang sekejap.

Dibelakangnya ada sekitar sepuluh anak yang bersembunyi ketakutan dibelakangnya. Keempat teman-temannya? Ia tidak tahu bagaimana kabar mereka, semenjak ia meminta mereka mencari bantuan tidak ada lagi kabar dari mereka.

Nafasnya tersengal-sengal, pandangannya mulai mengabur. Namun [Name] tetap berdiri tegak menghadapi kutukan yang masih muncul mengincar, ia berusaha melindungi anak-anak yang ditemukannya terpisah dari keluarga mereka.

Onee-chan…”

[Name] menoleh menampilkan senyuman manis, “Tidak apa-apa. Aku akan melindungi kalian, tetaplah disana, mengerti? Tutup mata kalian seperti tadi, okay?” ucapnya dengan lembut untuk menenangkan mereka.

“Takao-kun, kuserahkan mereka padamu.”

“Baik!” seru anak laki-laki paling besar yang berdiri tegap melindungi yang lain agar tidak melihat secara langsung pertarungan [Name], seperti sebelumnya.

[Name] menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya. Ia bergerak cepat menebas kutukan berukuran dua meter itu, berkelit menghindari serangan sambil memberikan luka fatal lain setiap melihat adanya sedikit celah.

Crashh

Ia tersenyum lega melihat kutukannya mulai melebur, sebelum tiba-tiba muncul kutukan lain dari arah belakangnya.

Gawat! Aku terlambat untuk menghindarinya!—batinnya saat tahu jika ia pasti terkena serangan itu.

Duaaghh

Sebuah hantaman keras mengenai telak tubuh [Name] sampai membuatnya terpental menabrak mobil hingga ringsek.

“Gahk! Ohok!”

[Name] memuntahkan darah segar dari mulutnya, sekujur tubuhnya terasa sakit membuatnya sulit untuk digerakkan. Teriakan Takao dan anak-anak lain hanya terdengar samar-samar di telinganya yang berdenging.

Kutukan tadi mengambil tubuhnya, menggenggamnya erat membuat seluruh tubuhnya seakan remuk. Ia sudah tidak bisa lagi berteriak, hanya air mata yang mengalir deras dengan bibir menganga merasakan kesakitan.

MYTH || Okkotsu Yuuta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang