07

699 111 49
                                    

᛫           ᛫ M Y T H ᛫           ᛫

 

Tahukah kalian, mau sepolos apapun, seorang pria tetaplah predator ganas!

 

           

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
 
 
 
 
 

Pulang sekolah tepat sekali hujan turun dengan deras dan [Name] melupakan payungnya. Apalagi Yuuta tadinya meminta izinnya untuk pergi ke Shibuya karena ada urusan penting dengan gurunya mengenai misi atau apapun itu.

Ia menyesal mengacuhkan pesan Yuuta agar dirinya membawa payung untuk berjaga-jaga. Tahu begini, tadi ia akan menurutinya. Namun penyesalan selalu datang diakhiri, bukan? Percuma saja mau mengomel kalau sudah terlanjur begini.

Sekarang, mari pikirkan. Haruskah ia berdiri seperti orang kurang kerjaan di sekolah yang mulai sepi atau pulang dengan seluruh tubuh basah kuyup?

Dua pilihan yang sulit.

Sudahlah masa bodoh! Lebih baik pulang kebasahan daripada bengong seperti orang dungu menunggu hujan yang entah kapan akan berhenti!

Cipack

Suara kecipak air menyapa rungunya saat ia baru tiga langkah berjalan. Air hujan sudah mulai menyapanya, membasahi tubuhnya saat matanya terpaku menatap sosok pria berpakaian putih membawa payung hitam dengan nafas terengah-engah sehabis berlari.

Netranya terbelalak melihat pria itu tersenyum ke arahnya dengan keadaan yang sudah kacau. Walaupun membawa payung, tapi seluruh pakaiannya justru basah kuyup seolah tidak dipedulikan saat berlari tadi.

Tidak, lebih tepatnya. Kenapa pria itu ada di depannya? Bukannya seharusnya ia berada di Shibuya?

“Yuuta? Kenapa kau disini?” tanya [Name] dengan mata berkedip bingung.

Namun bukannya menjawab Yuuta justru memeluknya sambil memayungi sang gadis agar air hujan tidak semakin membasahinya. Tangan kanannya menyentuh puncak kepala [Name] sambil mendekatkannya ke dadanya saat suara petir terdengar bergemuruh diatas sana.

“Syukurlah aku masih sempat menjemputmu,” bisiknya bernafas lega didekat telinga [Name].

“Kenapa? Bukannya seharusnya kau ada di Shibuya karena ada misi darurat dari gurumu?” tanya [Name] mendongakkan kepalanya menatap wajah Yuuta yang hanya berjarak setengah senti dari wajahnya.

Ia bisa dengan jelas merasakan hembusan nafas Yuuta yang menyapu wajahnya, aroma maskulin Yuuta yang khas juga mampu diciumnya dengan jelas.

“E-ehmm, habisnya aku teringat [Name]-chan lupa membawa payung dan ada kemungkinan akan hujan deras dengan petir.” Yuuta menggaruk kepalanya canggung, “Aku kepikiran terus karena [Name]-chan kan takut dengan suara petir. Makanya aku langsung bergegas pulang setelah menyelesaikan misiku.”

MYTH || Okkotsu Yuuta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang