Votement Juseyo!
Mau tamat ya? Atau mau longchap? HehePagi masih buta, dan si manis Jaemin mendadak menjadi paranormal. Di endusnya aroma nasi goreng yang begitu memikat hatinya untuk memakannya. Yang ada di otaknya, pasti pak suami sedang makan.
Lambung Jaemin udah penuh karena peju hasil pertempuran tiga hari dua malam. Jangan di tanya siapa yang meminta, perlu di ketahui bahwa mereka berdua sama-sama ganasnya kalau sudah ketemu ranjang.
Jeno bersendawa, suaranya seperti seekor gorilla kekenyangan. Maklum, Jeno pasti lapar setelah membajak lubang Jaemin beberapa hari ini tanpa asupan nasi.
"Mass??"
Jeno menoleh, menggantungkan sendok nasi gorengnya di mulut. Karena mereka berada satu ruangan,—ya bisa di bilang kalau Jeno saat itu makan di kamar.
"Yess, baby" Jeno berjalan ke arah Jaemin.
Kakinya masih terlalu lemah untuk melangkah. Di sekapnya tubuh Jaemin yang berusaha duduk menegak.
"Aku gendong ya? Makan di sofa?"
"Iy-iya mass" ucap Jaemin lirih.
Jaemin mendarat di paha Jeno yang sedikit mengangkang. Tujuannya agar lembah surga Jaemin tidak bergesekan dengan apapun, masih memar, bengkak dan tentunya membiru.
"Mass, aku bisa makan sendiri"
Oh, lihatlah gerakan bibir tipis Jaemin yang masih gemetaran. Jeno langsung nyengir, melihat aksi si manis menyendokan nasi goreng yang belum di sentuh sama sekali.
"Yakin?? Mau makan sendiri?" mata Jeno udah lirik-lirik ke arah nipple keriput Jaemin, bekas pagut dan lumatan semalam.
"Eeuhmm, aa-aku"
"Sini biar aku suapin!" Jeno mengambil sendok dari tangan Jaemin, niatnya mau membuktikan pada sang suami kalo Jeno tuh botty yang kuat,—tapi ternyata kalah sama ego seorang Jeno yang kekeuh sama pendiriannya.
Fiks, kali ini Jeno menang. Menyuapi Jaemin yang merasa tersiksa akibat pergempuran panas semalam ternyata asik juga.
"Enak??"
"Ngga berasa, lidah nana masih perih"
"Mana coba liat??" Jeno membelai bibir Nana, masih merasakan banyak air liur yang menggenang di dalamnya.
Tangan Jeno basah, oleh liur Jaemin. "Aduh,, berdarah Na?"
"Makannya Nana mau pelan mass" Jaemin merengkuh dominannya, ya bisa di katakan saat ini perut Jaemin nempel sama abs Jeno. Betapa bulatnya, pantat sintal Jaemin jika sedang duduk seperti ini.
PLAAKK
"Aasshhh maasss aahhhhh" Jeno sengaja nampar pantat Jaemin hingga empunya mendesah.
Di usapnya pipi bulat Jaemin, masih berbau bulan madu ya jadi asik.
Jeno kembali nyuapi Jaemin, pelan namun pasti hingga tersisa suapan terakhir.
Di raihnya perut samping kanan kiri Jaemin. "Habis makan jangan nelungkup gitu, sini duduk" Jeno memberi posisi terbaik untuk Jaemin. Agar makanan yang baru saja ia telan, bisa menuju ke lambung dengan selamat.
"Setelah ini mau kemana??"
Jaemin menggeleng , terlalu malas untuk pergi. Saat ini, dada bidang Jeno jauh lebih nyaman dari pada menikmati udara luar.
"Mau disini aja mass,,"
"Kamu yakin? Nggak mau liat beach party??"
"Beach party??" Jaemin ngedarin pandang. Tidak jauh dari kamarnya, banyak lampu-lampu yang mulai menyala di pesisir pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Binal 2 || NOMIN ( Beda Versi ) END
RomanceI am Binal versi 2 Binal bukan sembarang Binal Dom : Jeno Sub : Jaemin Bukan lanjutan dari I am Binal ya bebs, baca aja !