Mungkin jadwal terbaru Jaemin saat ini, tiada hari tanpa ngewe. Tidak hanya di ranjang saja, tetapi hubungan badan itu berlanjut sampai ke bathtub kamar mandi.
Jeno jalannya pincang, cosplay pengantin sunat kalo kata Jaemin mah.
"Yank,, aku nggak di gendong??"
Jeno membalikan badannya, dirinya hampir lupa kalau Jaemin lebih parah dari nya. Jaemin tidak bisa berjalan, air bathtub pun berubah semu merah karena darah yang mengalir dari lubang analnya.
"Makasih ayank—"
"Geli tau Na!" Ah si Jeno ini sampai kapan sih tsunderenya ilang?
Jaemin di gendong ala bridal menuju ranjang. Jeno langsung berinisiatif mengambil handuk untuk mengeringkan rambut Jaemin.
Jangan sampai Jaemin turun dengan keadaan berantakan. Bisa di lahap habis si Jeno sama Yuta nanti.
Tapi kalau ingat sama penuturan Winwin, Jeno bisa tersenyum menang tanpa di minta. Ya walau jalan hidupnya sendiri penuh terjal, tetapi setidaknya ada yang bucin sehebat itu sama Jeno. Siapa lagi kalau bukan Na Jaemin!
"Pake baju yang mana?"
Padahal Jaemin nggak minta Jeno buat ambilin baju loh.
"Yang kaos putih itu mass, temenin nana beli buku di gramed ya nanti??"
"Emang masih mau kuliah? Katanya nggak bisa jalan? Mau pake kursi roda?"
Wah, Jeno makin kesini makin kesana ya perhatiannya. Di ambilnya kaos putih sesuai permintaan Nana.
Jaemin sudah memakainya, ya karena bantuan Jeno lah tentunya.
"Makasih ya mass Jeno, i love you so much!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jijik, geli !!" —mulutnya ngomong, bahunya mengendik, tapi nggak bisa di bohongi kalo Jeno lama-lama salting kalo Jaemin terus begini.
Entah kemana Jeno mau pergi, punggung lebarnya membuat mata Jaemin bergerak mengikuti.
"Nih, pake celana panjang"
Jeno melempar celana hitam panjang ke wajah Jaemin. Yang di lemparin cuma bisa nyengir kecut sambil ngelus dada.
🎀🎀
Setelah makan pagi, sesuai permintaan Jaemin mereka pergi ke gramed untuk membeli buku. Jeno mengemudi dengan santai, kedua netra hitamnya menyapu pemandangan komplek elit perumahan Jaemin.
"Mass, tadi ayah nanyain kamu?"
"Nanya apa? Makan bareng aja keliatan tegang gitu?"
"Ya harusnya kamu lemesin dong mass, ini menyangkut pekerjaan"
Jeno melempar pandang pada Jaemin. Rasanya tidak siap untuk mendengar di kala otaknya sedang fokus pada perjalanan.
"Mass, nanti mampir beli karedok sama ceker mercon ya?"
