29. Fin 🫶🏻

10K 406 51
                                    

Jeno menyender pada headboard ranjang, sedangkan Jaemin duduk di sampingnya seraya menyenderkan punggung nya pada dada sebelah kanan Jeno.

"Mass,," pergelangan tangan kekar Jeno di mainkan oleh jemari lentik Jaemin.

"Iya sayang, ada apa hmm" sambil mengecupi pucuk kepala Jaemin, tangan Jeno mengusap perut besar jaemin yang saat itu hanya di tutupi oleh kain tipis.

"Nyidam apa lagi sayang hmm?"

Jaemin enggan untuk berkata, ia tatap wajah tampan di sampingnya ini dengan rasa tidak karuan. "Mau buaya goreng mass"

Tentu saja Jeno langsung mengernyitkan dahinya. "Nggak sekalian tirek di santenin sayang biar lebih gurih, nyidamnya kok aneh-aneh aja. Kemarin kamu minta sate bekicot sekarang sate buaya" protes Jeno.

"Aku bercanda mass, perutnya mules banget mass"

Jeno mendorong pelan punggung Nana, ia tatap wajah Jaemin yang berkeringat. "Udah saatnya kali bun, kita ke rumah sakit aja yuk??" Jeno turun dari ranjang, mengambil kemeja putih beserta celana pendek selutut. 

Sedangkan Jaemin, rasa sakit di perutnya semakin tidak terkontrol. Bayi di dalam perutnya seakan bergerak rusuh, namun kedatangaj Jeno yang tiba-tiba mengelus perutnya membuat Jaemin sedikit kehilangan rasa nyerinya.

"Anak papah, jangan bikin buna sakit hmm??"

Jaemin menggenggam tangan Jeno erat, lidahnya kelu dan enggan meloloskan kata sedikitpun.

"Mari, mass angkat buna"

"Iya mass,,"

Jeno menggendong ala bridal menuju mobil, meletakkan raga Jaemin dengan hati-hati di jok belakang. Menumpu kepala Jaemin dengan sebuah bantal.

🐰🐰

Akhirnya setelah anestesi di suntikkan pada raga Jaemin yang terbaring lemah di atas brankar, Jeno masuk ke ruangan operasi dengan pakaian khusus yang di berikan oleh dokter Haruto.

Di lihatnya beberapa selang infus menghias pergelangan mungil di manis, urat di kaki Jaemin seakan ingin keluar karena efek dari pergerakan bayi di dalam perutnya yang seakan gencar untuk keluar.

Jeno saja sampai tidak berani menatap gelombang perut besar Jaemin. Kedua mata sayu Jaemin perlahan menutup, Jeno tidak ada hentinya mengusap bibir ranum Nana yang kian memucat,

Operasi sedang berjalan, Jeno masih setia memandangi wajah Jaemin ketika berada di luat rasa sadar.

Hanya rapalan doa yang bersembuyi di balik wajah khawatirnya. Jeno memberanikan diri untuk mengecup pelipis Jaemin.

🐰🐰

"Buna,,,"

Tiga jam setelah operasi, akhirnya Jeno bisa menggendong buah hatinya untuk yang pertama kalinya.

"Ulala, bibirnya ranum pisan kaya mamaknya. Mana ganteng kaya gue, ya iyalah kan ini anak Jeno Antonio"

Semenjak si kecil lahir, Jeno demen ngomong sama angin. Bayi itu berada pada balutan selimut tebal di dekapan sang papah. Operasi lancar tanpa ada halangan, sapa aku dong kakak! Hehe

Sedangkan Jaemin, masih terbaring lemah. Bibirnya kering dengan kedua kornea matanya yang bergerak aktif di balik kelopak.

"Mass Jeno yaa??"

"Mama bangun nak, liat mama bangun" Jeno meledek Jaemin dengan memperlihatkan bayinya itu.

"Stress,, perut Nana mulai perih"

Jeno tentu saja langsung memanggil suster untuk mengurus anaknya. Dirinya berjalan memberi kenyamanan pada si manis yang saat itu mengulurkan tangannya.

I am Binal 2 || NOMIN ( Beda Versi ) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang