Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❗️❗️❗️
Kulkas di rumah Seonghwa mendadak penuh, ya apalagi kalau bukan karena kunjungan mantan anak kostan-nya.
Kunjungan mendadak yang di lakukan Jaemin sungguh di luar praduganya yang saat itu tengah menjemur anaknya di terik matahari pagi.
Jaemin borong-borong dulu lah ya sebelum datang. Sedangkan Seonghwa, saat ini sedang memberi tatapan kematian pada sosok Jeno yang menggendong Yeosang anaknya.
"Ini nih yang namanya nggak ngaca, dulu ya! Suami kamu tuh bilang kalau kaum gay tuh pembawa bencana, ngotorin bumi dan seisinya,—eh lubang anus kau jambal juga!"
Jeno hanya teraenyum masam, bisa tidak jika kata-kata itu tidak terlontar di depan Jaemin yang sedang hamil tua.
"Ya maaf mak, kan yang namanya sifat manusia bisa berubah—"
"Ya itu sekarang setelah kau tau betapa enaknya mencintai orang yang bener-bener sayang sama kamu! Coba bayangin aja dulu, kagak ada Nana lu mau jadi apa? Presdir bidang nyolong!? Huh, banyakin noh bersyukur" mulut seonghwa memang pedas.
Tapi itu hanya berlaku pada Jeno, sosok yang selalu Seonghwa lindungi tatkala tangan warga sedang menggatal dan mencari Jeno atas kesalahannya.
Jeno perlu berterimakasih pada Seonghwa yang selalu menarik badannya untuk berlindung di dalam rumahnya.
Kejadian itu, sudah sangat lama dan tentunya sering Jeno alami.
San atau suami Seonghwa muncul dari balik gorden, ya,—lelaki bersurai hitam yang saat ini tengah berada satu atap dengan mereka sudah pulang dari dubai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
( tokohnya nambah terus ya, hehe maafin mami ya )
"Hay" San menyapa mereka, dengan senyuman hangat.
Jaemin langsung anget kan perutnya, ya karena postur tubuh suami mak Seonghwa nggak kalah hot kaya Jeno.
Jeno udah mulai melirik najis sebenarnya, apalagi Jaemin tampak meremat daster yang ia pakai. Ada sesuatu yang di empet mungkin.
